JAKARTA, KOMPAS.com - Ferdy Sambo kembali menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Selasa (29/11/2022).
Tak hanya Sambo, istrinya, Putri Candrawathi juga menjalani persidangan kasus yang sama dengan agenda pemeriksaan saksi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Sambo dan Putri mengenakan pakaian dengan gradasi warna yang serasi.
Sambo mengenakan kemeja berwarna putih dan celana hitam. Sedangkan Putri mengenakan baju hitam celana hitam.
Baca juga: LINK Live Streaming Sidang Lanjutan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Hari Ini
Tampak Sambo dan Putri berpelukan mesra di dalam ruang sidang utama Oemar Seno Adji PN Jakarta Selatan.
Sambil berpelukan, tangan kiri Sambo mengelus bagian belakang kepala Putri seraya membisikan sesuatu ke telinga istrinya.
Untuk diketahui, keduanya baru kembali dipertemukan setelah mengikuti sidang secara daring atau online lantaran Puri terpapar Covid-19 pada Selasa (22/11/2022) lalu.
Saat itu, Putri Candrawathi didampingi tim penasihat hukumnya mengikuti sidang yang digelar di PN Jakarta Selatan melalui sambungan Zoom dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba cabang Kejaksaan Agung .
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J bersama-sama dengan Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Dalam dakwaan disebutkan bahwa Richard Eliezer menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.
Baca juga: Pengacara Ungkap Manipulasi Skenario Ferdy Sambo dari Ketakutan Bharada E
Peristiwa pembunuhan Yosua disebut terjadi usai Putri Candrawathi mengaku dilecehkan Brigadir J di Magelang.
Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Akhirnya, Brigadir J tewas di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
Atas perbuatannya, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Keduanya terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau selama-lamanya 20 tahun.
Sementara itu, khusus untuk Ferdy Sambo, jaksa juga mendakwanya terlibat obstruction of justice atau perintangan proses penyidikan pengusutan kasus kematian Brigadir J.
Ferdy Sambo dijerat dengan Pasal 49 juncto Pasal 33 subsider Pasal 48 Ayat (1) jo Pasal 32 Ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau Pasal 233 KUHP subsider Pasal 221 Ayat (1) ke 2 jo Pasal 55 KUHP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.