JAKARTA, KOMPAS.com - Kegeruhan amat dirasakan oleh sejumlah sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di beberapa terminal di Jakarta.
Pasalnya, mereka begitu kesulitan mendapatkan penumpang meski waktu Lebaran tinggal beberapa hari lagi.
Kondisi ini membuat mereka acap kali kekurangan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga di kampung ataupun bertahan hidup di Ibu Kota.
Sepinya penumpang menuju Hari Raya Idul Fitri rupanya telah berlangsung sejak pandemi Covid-19.
Baca juga: Curhat Sopir Bus Terminal Kalideres, Penumpang pada Masa Libur Lebaran Sepi sejak Pandemi
Suroto (51), sopir bus PO Jaya jurusan Kalideres-Ponorogo, mengaku bahwa ia tidak lagi dapat mengangkut banyak penumpang dalam sekali jalan.
"Sejak pandemi sampai sekarang itu enggak stabil penumpangnya. Pokoknya kurang dari target," ujar Suroto saat ditemui Kompas.com di Terminal Kalideres, Selasa (11/4/2023).
"Dulu sebelum pandemi, H-12, H-13 ramai pemudik. Sekarang sampai H-10 belum ada kenaikan jumlah penumpang," sambung dia.
Keluhan serupa juga disampaikan sopir bus AKAP lainnya, yakni Dawan (30). Ia menyebutkan, pendapatannya menurun drastis sejak pandemi lantaran sepi penumpang, bahkan pada masa mudik Lebaran 2023.
"Kondisi kayak begini ya setiap hari, sejak ada Covid-19 itu. Di sini jadi ambruk semua, pengemudi semua mengeluh. Rakyat kecillah," ujar Dawan saat ditemui Kompas.com di Terminal Kalideres, Selasa (11/4/2023).
Baca juga: Duka Sopir Bus Terminal Kalideres, Mengeluh Sepi Penumpang Jelang Lebaran 2023
Sebelumnya, dalam sehari, biasanya Dawan bisa mengangkut setidaknya 20 penumpang. Namun, sejak pandemi Covid-19, penumpang yang diangkutnya makin berkurang sampai saat ini.
"Kalau sekarang paling bawa penumpang lima orang. Boro-boro beli solar, setor ke perusahaan saja enggak bisa. Jadi sering nombok," ucap Dawan.
Sementara itu, Nanang (60), seorang sopir bus PO Lana Jaya jurusan Sukabumi-Kampung Rambutan, mengungkapkan bahwa jumlah penumpangnya belum pulih usai dilanda Covid-19.
"Penumpang masih belum pulih sejak Covid-19. Masih sedikit. Dari Sukabumi kadang 15 orang per hari, dari Jakarta Timur kadang 10 orang per hari," kata Nanang di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Padahal, pada 2019 ke bawah, atau sebelum Covid-19, bus yang dikemudikan Nanang bisa mengangkut 25-30 orang per hari, baik yang menuju Sukabumi maupun sebaliknya.
Baca juga: Tetap Bekerja Saat Lebaran, Sopir Bus PP Malah Senang Bisa Pulang Kampung Terus
Menurut Suroto, pandemi Covid-19 bak menghentikan roda perekonomian para sopir bus AKAP, termasuk dirinya.