JAKARTA, KOMPAS.com - Pembenahan transportasi umum menjadi solusi penting untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta. Hal itu dikatakan pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga.
Nirwono berujar, 75 persen polusi udara disumbang oleh sektor transportasi. Sebab, saat ini mayoritas warga menggunakan kendaraan pribadi.
Dari total warga yang melakukan mobilitas di Jakarta, hanya 10 persen yang menggunakan transportasi umum.
"Artinya, 90 persennya pengguna kendaraan pribadi dengan komposisi pengendara motor 21 juta dan pengendara mobil 4 juta setiap harinya, dan belum tentu lolos uji emisi," ujar Nirwono saat dihubungi, Minggu (13/8/2023).
"Jadi sektor transportasi yang harus dibenahi total," ujar dia.
Baca juga: Pagi Ini, Jakarta Menjadi Kota Paling Berpolusi di Dunia
Nirwono melanjutkan, pembenahan transportasi umum juga harus dibarengi dengan penertiban industri yang selama ini mencemari lingkungan.
Industri yang selama ini menggunakan energi batu bara, misalnya, harus didorong beralih menggunakan energi terbarukan seperti panel surya.
"Dan penertiban industri yang harus ramah lingkungan atau pemindahan pabrik penyebab polusi udara keluar Jabodetabek dan fokus pada industri yang lebih ramah lingkungan," terang dia.
Baca juga: Jakarta Paling Berpolusi di Dunia, F-PKS Duga karena Aktivitas Industri di Jabodetabek
Adapun Jakarta menjadi kota nomor satu paling berpolusi di dunia pada Minggu pagi. Hal itu sesuai data yang diperbarui per pukul 07.00 WIB pagi di laman IQAir.
Indeks kualitas udara kota Jakarta pagi tadi menembus angka 172, dengan polutan utama PM 2,5 serta nilai konsentrasi 96,8 mikrogram per meter kubik.
"Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini 19.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian tertulis di situs tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.