JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia pagi ini, Rabu (16/8/2023).
Dikutip dari laman IQAir pukul 06.20 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 156.
Semakin tinggi AQI mencerminkan semakin tinggi pula tingkat polusi udara di daerah tersebut.
Berdasarkan tingkat polusi, DKI Jakarta masuk dalam kategori kondisi tidak sehat sejak tiga hari terakhir.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5.
Konsentrasi tersebut 13 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Siang Ini
Laman IQAir juga merekomendasikan warga Jakarta untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor.
Rekomendasi cara melindungi diri tersebut diberikan agar masyarakat dapat terhindar dari udara luar yang kotor.
Buruknya kualitas udara Jakarta membuat warga kota-kota sekitarnya mudah terserang gangguan kesehatan, terutama pada organ pernapasan.
Warga Depok bernama Sarah (27) mengatakan, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) belakangan ini sedang naik sehingga banyak pasien bergejala serupa yang berobat ke fasilitas kesehatan.
Hal ini ia ketahui saat mengantar anaknya ke rumah sakit karena sudah beberapa hari menderita batuk pilek disertai demam tinggi.
Baca juga: Kualitas Udara Buruk, KPAI Sarankan Anak Kembali Belajar dari Rumah
"Katanya (dokter), 'sekarang sakit bayi dan anak-anak rata-rata ISPA'. Memang sih, pas saya ke rumah sakit, itu antre banget, saking banyaknya bocah yang sakit," ujar Sarah kepada Kompas.com pada Rabu (16/8/2023).
Ia mengatakan, dokter yang merawat anaknya langsung menghela napas begitu mendengar gejala penyakit sang anak yang berusia 15 bulan.
"Dokter enggak bahas-bahas ke udara (kualitas udara), bukan ranahnya kali ya. Tapi pas dia dengar keluhan, langsung hela napas. Karena, rata-rata pada sakit itu (ISPA)," tambah dia.
Anak Sarah diduga menjadi korban buruknya kualitas udara di Jabodetabek selama beberapa waktu terakhir. Balita yang belum genap berusia dua tahun itu menderita penyakit ISPA.
"Diagnosanya ISPA atau infeksi saluran pernapasan. Sudah sebulan lebih (belum sembuh)," kata Sarah. Karena penyakit tersebut, anak Sarah enggan makan.
Baca juga: Kualitas Udara Buruk, Ketua DPRD DKI Minta Heru Budi Terapkan WFH bagi ASN Selama 3 Bulan