Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mau Tak Mau Tetap Beli Beras, Pedagang Tak Ambil Pusing Diprotes soal Kenaikan Harga

Kompas.com - 19/10/2023, 16:20 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Ciputat, Enci, mengaku sering dikomplain pelanggannya yang ingin membeli beras. 

Kepada Kompas.com, Enci mengatakan pembeli kaget karena harga beras yang dijualnya mengalami kenaikan terus-menerus.

"Itu mah udah pasti. 'Kenapa naik terus? secara apa-apa semua naik, tapi gaji enggak pada naik'," kata Enci menirukan komplainan para pelanggannya, Kamis (19/10/2023).

Kendati begitu, Enci tak ingin mengambil pusing meski kerap kali mendapatkan protes dari para pelanggannya.

Baca juga: Kemarau Panjang, Pedagang di Pasar Ciputat Sebut Harga Beras Naik sejak 3 Bulan Lalu

Bagaimana pun, lanjut Enci, para pelanggannya tetap membeli beras itu karena tak bisa dilepaskan dari kebutuhan pokok.

"Saya mah tinggal jelasin aja, ini karena faktor kemarau. Nanti, kalau waktunya panen raya, pangan juga biasanya masih ada harga turunlah. Mereka mah tetap beli, mau makan apa kalau enggak beli beras," ucap dia.

Adapun harga beras yang dijual Enci sudah mengalami kenaikan sejak tiga bulan terakhir. Kenaikan beras itu belangsung secara bertahap.

Sebelum harga beras merangkak naik, Enci menjual beras di kisaran harga Rp 8.000 per kilogram. Kini, beras yang paling murah dijual di toko Enci seharga Rp 10.000 per kilogram.

Baca juga: Harga Beras Ramos Naik, Pedagang di Pasar Jangkrik: Cuma Laris Pas Tanggal Muda

"Kalau hitungan sekarung itu jual Rp 500.000, tapi kalau sekarang sampai Rp 600.000. Itu juga tergantung jenis berasnya," tambah Enci.

Oleh karena itu, Enci menilai, kenaikan beras akibat musim kemarau panjang pada tahun ini begitu parah.

Pasalnya, semenjak ia berjualan tahun 2010, baru kali ini kenaikan harga beras mencapai Rp 100.000 per karung.

"Kondisi terparah ya tahun ini kenaikannya mencapai Rp 100.000 lebih. Kalau tahun-tahun sebelumnya paling naiknya enggak seperti ini, paling Rp 50.000," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com