Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan IPAL Komunal di Rustanti Sebabkan Debu, Warga Tanya Kapan Proyek Selesai...

Kompas.com - 03/11/2023, 15:07 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rumah Susun Tanah Tinggi (Rustanti) di Johar Baru, Jakarta Pusat, menanyakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal selesai dikerjakan.

Ketua RW 14 Tanah Tinggi Wahidin mengatakan, pembangunan IPAL telah berlangsung sejak Agustus dan akan berjalan selama 130 hari kerja.

“Warga pernah bertanya, ‘Pak, proyek ini sampai kapan?’. Saya jelaskan. Mereka harapkan agar cepat kelar saja. Saya kasih edukasi, ini (IPAL komunal) sudah cukup lama kita nanti-nanti,” kata Wahidin kepada Kompas.com saat diwawancarai di Pos RW 14 Tanah Tinggi, Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Ada Pembangunan IPAL Komunal, Warga Rustanti Sesak Napas dan Gatal-gatal

Menurut Wahidin, selama 30 tahun terakhir, berbagai proyek sulit masuk ke kawasan rusun Tanah Tinggi. Itulah sebabnya proyek pembangunan IPAL komunal sangat ditunggu-tunggu.

“Kurang lebih 30 tahun, notabene proyek tidak pernah masuk, sekecil apapun di Rustanti susah masuk. Wajar saja seperti ini (ada pembangunan), supaya ke depannya akan lebih baik,” ujar dia.

Terkait penghuni Rustanti yang mengeluhkan gangguan pernapasan dan gatal-gatal, Wahidin berpendapat bahwa itu merupakan hal biasa.

“Bukan berarti karena ada proyek IPAL dan sejenisnya. Mereka juga dari cara makan (kurang sehat). Makan gorengan, ditambah es, apalagi cuaca panas ekstrem,” kata Wahidin.

Baca juga: Debu Proyek IPAL Rustanti Meningkatkan Risiko Ganguan Kesehatan, tapi Disebut Bukan Penyebab Utama

Selaras dengan data yang dihimpun puskesmas keliling (pusling) di RW 14 Tanah Tinggi hari ini, Jumat, mayoritas penghuni Rustanti justru terdiagnosis hipertensi atau darah tinggi.

“Diagnosis terbanyak hipertensi, ada 10 pasien. Sebanyak 10 lainnya bervariasi, ada common cold (batuk pilek), diabetes, pruritus (gatal-gatal), myalgia (nyeri otot), dan dispepsia (sakit maag),” kata Kepala Puskesmas Pembantu (Kapustu) Tanah Tinggi Nita.

Nita menambahkan, debu di sekitar pembangunan proyek memang bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan. Namun, hal ini bukanlah faktor utama.

“Perlu kami garisbawahi, adanya debu (dari proyek) meningkatkan risiko. Tapi, tidak menjadi penyebab utama,” tegas dia.

Berkait masalah ini, Nita bersama Wahidin dan Lurah Tanah Tinggi Nino Ardiansyah melakukan sosialisasi kepada warga rusun dan PAUD Wildan Ceria.

Baca juga: Ipal Komunal Atasi Problem Kekurangan Septic Tank di Depok

“Kami sosialisasi ke warga yang buka warung di bawah. Jangan lupa, makanannya dimasukkan ke etalase untuk mengurangi risiko. Biar makanannya enggak kena debu dan mengurangi risiko diare,” ujar Nita.

Kepada warga, Nita mengimbau agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, untuk tetap menggunakan masker di luar rumah.

“Cuaca lagi panas begini, ditambah di rusun ada pembangunan IPAL. Konsumsi makanan sehat, kurangi goreng-gorengan dan perbanyak air putih. Makan buah dan sayur,” imbau dia.

“Kalau memang sudah terjadi batuk pilek, etika batuknya diperhatikan. Bisa tutup mulut, atau tutup pakai lengan,” sambung Nita.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga rumah susun Tanah Tinggi (Rustanti) di Johar Baru, Jakarta Pusat, dilaporkan mengeluhkan sesak napas dan gatal-gatal.

Mulanya, gangguan pernapasan dan kulit itu diduga terjadi akibat adanya proyek pembangunan pengolahan air limbah (IPAL) komunal dan perbaikan jalan yang tengah berlangsung di kawasan rusun.

Menindaklanjuti hal itu, perangkat Kelurahan Tanah Tinggi menggelar puskesmas keliling (pusling) untuk menjawab keluhan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com