Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Kompas.com - 02/12/2023, 11:48 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 002/RW 14 Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, terpaksa membeli air galon isi ulang dan menampung hujan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebab, air PAM di wilayah itu sudah bermasalah selama sekitar satu bulan.

"Kalau saya beli satu galon khusus dipakai untuk masak saja. Sebagian warga ada yang sampai pakai air hujan untuk nyuci baju," ungkap warga bernama Mentari (30) kepada Kompas.com, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Air PAM di rumah Mentari masih mengalir, tetapi hanya selama dua jam sehari dengan debit yang kecil.

Kualitas air memang masih bagus, tetapi Mentari membutuhkan waktu selama 30 menit hanya untuk mengisi penuh ember berukuran 41 x 18 sentimeter.

Sebelum air PAM bermasalah, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh ember tersebut hanya lima menit.

"Kalau siang dan malam mati total, enggak ngalir sama sekali airnya. Kalau memang nyala, itu (lebih) kecil dan hanya cuma beberapa menit. Lebih sering ngalir memang setiap pagi. Kualitas airnya tetap bersih," terang Mentari.

Tak mencukupi kebutuhan sehari-hari

Mentari sekeluarga memang masih bisa menggunakan air PAM yang ditampung selama dua jam setiap paginya.

Namun, ia harus sangat irit dalam menggunakannya untuk mandi dan kebutuhan rumah tangga seperti mencuci pakaian.

Baca juga: Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Untuk minum, Mentari memang selalu menggunakan air galon isi ulang. Kali ini, ia membeli satu galon ekstra untuk kebutuhan memasak.

Ia membelinya untuk menghemat penggunaan air PAM yang sedang bermasalah.

"Kalau untuk masak, selama air mati (siang sampai malam) pakai air galon isi ulang. Sambil nunggu air nyala lagi saja. Kalau untuk minum memang pakai air galon," ujar Mentari.

Mentari dan warga lainnya tidak tahu penyebab air PAM mati. Sebagian warga sudah melapor ke kantor PAM Jaya yang berada di kawasan Pasar Induk Kramatjati pada pertengahan November 2023.

Namun, sampai saat ini belum ada penanganan dari pihak PAM Jaya.

Baca juga: Kejar Target 100 Persen Layanan Air Bersih, PAM Jaya Tambah Jaringan Perpipaan

"Dari pihak PAM bilangnya ada kebocoran pipa, tapi sampai sekarang enggak tahu sudah ketemu atau belum titik bocornya karena sampai saat ini air belum mengalir normal," ungkap dia.

Mentari dan warga lainnya menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, mereka tidak pernah telat membayar tagihan air.

Sebab, layanan air akan langsung disegel oleh PAM Jaya jika mereka telat bayar.

"Warga sangat kecewa karena sudah bayar enggak pernah telat, tapi airnya malah begini," Mentari berujar.

Sampai saat ini, pihak PAM Jaya juga belum memberi informasi terkini seputar aliran air yang bermasalah kepada warga RT 002/RW 14 Cililitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com