Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Nekat Pembobol ATM di Kelapa Gading dan Bekasi: "Kuras" Lebih dari Rp 400 Juta akibat Kecanduan Judi Slot

Kompas.com - 13/01/2024, 15:32 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang pria secara nekat membobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta Utara dan Bekasi.

Tiga pria berinisial WM, CM, dan HI itu berhasil menguras uang tunai Rp 157 juta di ATM Kelapa Gading pada akhir Desember 2023.

Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kelapa Gading Komisaris Maulana Mukarom, ketiga pelaku sebelumnya juga pernah beraksi di Bekasi.

“Pelaku HI mengakui sebelumnya juga sudah mencuri ATM Center di wilayah Bekasi, Jawa Barat dan mendapatkan uang hasil curian senilai Rp 300 juta,” ungkap Maulana, Jumat (12/1/2024).

Baca juga: Ketagihan Judi Slot, Tiga Pria Nekat Bobol ATM di Bekasi dan Kelapa Gading

Kecanduan judi slot

Adapun aksi nekat ketiga pelaku membobol mesin ATM di Jalan Gading Kirana Timur IX, Kelapa Gading, Jakarta Utara karena kecanduan judi slot.

“Motifnya, pertama, faktor ekonomi. Kedua, ketiga pelaku gemar judi slot. Uang hasil kejahatan dipakai untuk judi slot,” ungkap Maulana.

Saat penangkapan dan penggeledahan pada Rabu (10/1/2024), polisi tidak menemukan barang bukti berupa uang tunai.

Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Emir Maharto Bustarosa. berujar, polisi telah menggeledah di dua TKP, Bekasi Utara dan Pondok Gede.

Baca juga: Disdik DKI Temukan 79 Orangtua Penerima KJP Plus Gadaikan Kartu ATM-nya, Kini Namanya Dicoret dari Daftar

"Di dalam kedamaiannya, tidak ditemukan sama sekali sisa barang bukti uang yang mereka peroleh dari pembobolan ATM,” ujar Emir.

Penangkapan terhadap tiga tersangka dilakukan setelah polisi mengidentifikasi para pelaku melalui rekaman CCTV di tempat kejadian perkara (TKP).

Modus kejahatan

Sebelum melancarkan aksinya bersama HI dan WM, CM memantau sekitar lokasi ATM center di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

“Eksekutor inisial CM. Perannya melakukan pemantauan. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali,” ungkap Maulana.

Menurut Maulana, sindikat pencurian ini berbeda dengan kelompok lain. Sebab, mereka tidak membobol ATM center dengan merusaknya.

Baca juga: Ratusan Siswa Dicoret dari Daftar KJP Plus, Alasannya: Terlibat Tawuran, Merokok, sampai Gadaikan Kartu ATM

"Kelompok ini berbeda karena ada satu orang tersangka yang memiliki peran membuat kunci tiruan,” ujar Maulana.

“Sehingga dapat membuka mesin cash. Jadi, di ATM itu ada mesin cash dan terdapat uang,” imbuh dia.

Menurut rencana, jika tidak tertangkap, mereka akan kembali melancarkan aksinya saat bulan Ramadhan atau menjelang Idul Fitri 2024.

Atas tindakan pidana ini, mereka dijerat dengan Pasal 363 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pencurian dengan pemberatan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka mengenal satu sama lain. Ketiganya terancam hukuman penjara selama tujuh tahun.

(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Nursita Sari, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com