JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang satpam bernama Datim (67) menyebut, sepasang lansia, yakni S (80) dan T (74), yang tewas tertimpa tembok SPBU kesulitan menyewa kontrakan.
S dan T pun tinggal di lapak gado-gado yang ada di balik tembok itu.
“Ya ceritanya begitu. Kalau Lebaran saja itu ngontrak, sebulan. Kan dapat duit kalau puasa, kan ramai. Nah, ngontrak sebulan. Nanti balik lagi,” kata Datim saat ditemui Kompas.com di Jalan Prof DR Soepomo, Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).
Sepengetahuan Datim, S dan T sudah bertahun-tahun berjualan di gado-gado di balik tembok tersebut.
Baca juga: Keseharian Korban Tembok SPBU Tebet, Tidur di Lapak Jualan karena Tak Mampu Ngontrak
Datim sendiri bekerja sebagai satpam sejak 2014. Tetapi, ia berkerja di wilayah tersebut sejak 1977.
“(Sebelum saya bekerja di sini, mereka) sudah ada. Dulu mah datangnya di rumah, selagi rumahnya belum dijual,” ucap Datim
Datim menyebut S dan T menyewa sebuah kontrakan yang letaknya tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) setelah menjual rumah.
“Setelah dijual, dia ngontrak, cuma beberapa tahun, dua tahun, enggak bisa ngontrak, di situ. Dulu dia numpang di situ. Di depannya kan ada ATM,” imbuh Datim.
Baca juga: Tembok SPBU di Tebet Roboh, Sudah 6 Tahun Miring dan Retak
Di tempat ATM tersebut, S dan T tidur siang-malam di sana dengan tempat alakadarnya.
“Tinggal di situ (ATM), tapi dagangnya di situ (balik tembok). Sama, pakai terpal juga (di ATM),” ucap dia.
Hanya saja, karena tempat tersebut digunakan untuk keperluan tempat Datim bekerja, pasangan lansia akhirnya berpindah.
“Kalau aslinya tidur di situ (di balik tembok), ya baru tiga tahun,” kata Datim.
Diberitakan sebelumnya, nasib nahas menimpa tiga anggota keluarga di Jalan Tebet Barat Dalam Dua, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (21/1/2024) siang.
Baca juga: Pertamina Beri Santunan ke Keluarga Korban Tewas Tertimpa Tembok SPBU di Tebet
Kepala keluarga, S (80), istri S yakni T (74), dan anak perempuan mereka, D (35), tewas di tempat saat sedang berkumpul bersama.
Tembok sebuah SPBU roboh dan menimpa lapak milik S dan T, yang posisinya menempel dengan tembok itu. Sehari-hari, lapak itu juga dijadikan sebagai warung makan.
"Tiga orang, satu keluarga meninggal dunia di tempat," ujar Yoki selaku Komandan Regu Rescue Sudin Damkar Jakarta Selatan sektor Tebet di lokasi, Minggu.
Dalam peristiwa itu, terdapat satu korban yang selamat. Ia adalah MF (9) yang merupakan cucu S dan T, serta anak D.
Yoki mengatakan, MF mengalami luka-luka pada bagian wajah dan tangan saat ditemukan.
Luka-luka yang dialami tidak cukup parah dan kondisi kesehatannya stabil karena MF dilindungi oleh D.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.