Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Bagaimana Mau Menegakkan Konstitusi kalau Dia Melanggar Konstitusi?

Kompas.com - 03/02/2024, 16:34 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, mengingatkan rakyat untuk melacak rekam jejak pemimpin yang akan dipilih dalam Pemilu 2024.

Menurut Mahfud, dalam memilih pemimpin tidak cukup hanya melihat visi misi yang disusun dan dikampanyekan.

"Saya selalu mengatakan, saudara sekalian, kalau Anda mau memilih pemimpin, jangan hanya melihat visi yang tertulis. Kalau tertulis bisa google print, bisa suruh tuliskan sudah bagus. Harus dilacak dari track record-nya," ujar Mahfud MD saat kampanye di Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2024).

Baca juga: Sebut Landasan Demokrasi Adalah Etika, Mahfud: Kalau Tak Punya Etika, Pelanggaran Hukum Dibenarkan

Mahfud pun mencontohkan, apabila ada calon pemimpin yang berjanji menegakkan konstitusi, perlu dilihat jejak hidupnya ke belakang.

Jika calon pemimpin tersebut justru tak menegakkan konstitusi, Mahfud memastikan semua yang dikatakan hanya omong kosong.

"Kalau orang bilang mau menegakkan konstitusi, bisa dipercaya kalau memang track record-nya begitu. Tapi bagaimana mau menegakkan konstitusi kalau dia sendiri melanggar konstitusi, itu semua bohong," paparnya.

Selain soal konstitusi, Mahfud juga menyinggung calon pemimpin yang berjanji melindungi hak asasi manusia (HAM).

"Bagaimana orang menyatakan saya akan melindungi hak asasi manusia, tidak mungkin kalau dia punya track record melanggar HAM. Itu pasti bohong," kata Mahfud.

Baca juga: Singgung Disertasi Buyung Nasution soal Konstitusi Negara Ditukangi, Mahfud MD: Sekarang Sedang Terjadi

Sama halnya apabila ada calon pemimpin hidupnya mewah, tetapi berjanji mau hidup sederhana jika terpilih.

"Saya mau hidup sederhana seperti rakyat, tidak mungkin bisa dia lakukan kalau selama ini dia hidupnya bermewah-mewah, hedonis," tambahnya.

Untuk itu, Mahfud meminta masyarakat untuk memakai kewarasan dalam Pemilu 2024.

"Kita ajak masyarakat buka kewarasan di dalam pemilu. Jangan cari-cari alasan debat kusir, itu semua bisa jadi alasan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com