Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nurlita Jadi KPPS di Panti Sosial, Tak Khawatir karena Pasien Didampingi

Kompas.com - 14/02/2024, 18:25 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nurlita Sari (47) merupakan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam pencoblosan surat suara pemilu di TPS 22 Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (14/2/2024).

Bukan hanya tahun ini, ia juga pernah menjadi petugas KPPS pada pemilu 2019 di lokasi yang sama.

Ia mengaku tak khawatir selama menjadi petugas KPPS, baik pemilu saat ini maupun periode sebelumnya.

"Karena sudah pernah tahun sebelumnya, enggak ada masalah. Karena mereka (pasien) punya pendamping, jadi aman, kami enggak khawatir atau takut," kata Nurlita saat ditemui di lokasi.

Baca juga: TPS di Panti Sosial Grogol Mulai Hitung Surat Suara Capres-Cawapres

Untuk pencoblosan hari ini, tidak ada kendala yang dihadapi oleh petugas KPPS.

Hanya saja, beberapa pasien kesulitan untuk melipat surat suara dan harus dibantu oleh pendampingnya.

"Enggak ada kendala. Kalau misalkan ribut, ribut kecil. Kayak model anak-anak ngomong, tetapi mereka enggak main fisik," ucap dia.

Nurlita enggan mengira-ngira upah sebagai petugas KPPS. Bagi warga asli Jakarta itu, pembayaran dianggap sebagai bonus.

Untuk menggelar tempat pemungutan suara (TPS) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 pun tak mudah.

Kata Nurlita, peralatan yang dibutuhkan baru dipersiapkan H-1 menjelang pencoblosan.

"Kalau dulu mencoblos di aula (panti) ada AC segala macam. Kalau sekarang mejanya saja persiapannya kemarin sore, jumlahnya kurang jadi harus pinjam," tutur Nurlita.

Baca juga: Penghitungan Selesai, Prabowo-Gibran Unggul di 3 TPS Panti Sosial Grogol

Lantaran lokasinya yang sempit, akhirnya tiga TPS dibangun di halaman depan panti tersebut.

"Mau dempet-dempetan begini ya sudah mau bagaimana lagi," imbuh dia.

Ada 250 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 yang menggunakan hak pilihnya.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 Asta Devin Loriana menyampaikan, warga binaan yang menjadi daftar pemilih tetap (DPT) adalah pasien yang telah didata pemilu 2019.

"Jadi (pemilih) yang sekarang itu hasil skrining dari dokter jiwa lima tahun lalu, kemudian disimpan namanya menjadi DPT untuk tahun 2024," ungkap Asta.

"Dasarnya ada skrining dari dokter jiwa. Menurut KPU, tahun 2024 ini mereka tidak didampingi dokter jiwa," tambah dia.

Warga sekitar yang termasuk dalam TPS di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 juga ikut mencoblos di tempat yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com