Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut Program Mudik Gratis, Pemudik: Informasinya Belum Jelas

Kompas.com - 02/04/2024, 14:19 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pemudik bernama Daday (25) dan Warda (24) tidak mengikuti program mudik gratis karena informasi yang belum jelas.

Padahal, keduanya sempat berharap ikut untuk memangkas biaya perjalanan.

“Sebenarnya, kemarin juga sempat cari (mudik gratis), cuma belum clear gitu informasi untuk mudik gratis,” kata Warda saat ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (1/4/2024).

Baca juga: Dishub DKI Kembali Buka Pendaftaran Mudik Gratis, tapi Tanpa Truk Pengangkut Motor Pemudik

“Daripada menunggu informasi yang belum jelas, ya sudah, yang jelas saja dulu,” timpal Daday.

Daday dan Warda khawattir kehabisan tiket untuk pulang kampung jika menunggu kejelasan soal mudik gratis.

Apalagi saat keduanya mengetahui tiket kereta api jarak jauh sudah ludes terjual.

“Kemarin kita sempat cari kereta, cuma sudah sold out semua. Di hari sekarang ini, sudah enggak ada. Jadi, alternatif lainnya, bus,” kata Warda.

Sebelumnya, dua pedagang mainan anak-anak, Rustaman (58) dan Kanapi (52), juga mengungkapkan alasan tidak ikut mudik gratis.

Bagi Rustaman yang setiap tahunnya mudik lebih awal, pemberangkatan mudik gratis selalu mepet dengan Hari Raya Idul Fitri. Padahal, dia hendak mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan.

Baca juga: Jasa Raharja Fasilitasi Disabilitas Mudik Gratis dengan Bus dan Kereta Api

“Enakan naik bus yang bayar. Kalau mudik gratis, harus tunggu berapa hari. Takut macet juga kan kalau mepet Lebaran,” ujar Rustaman saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).

Dengan begitu, Rustaman lebih memilih mudik dengan uangnya sendiri.

Selain itu, ada beberapa alasan lain yang menjadi pertimbangan dua perantau di Ibu Kota asal Brebes, Jawa Tengah itu.

Rustaman sempat mencari tahu mengenai mudik gratis ke pedagang lain yang juga perantau di Ibu Kota.

“Harus daftar dulu. Apalagi kan sekarang, online. Saya ngobrol sama pedagang balon, 'kamu pulangnya biasanya cari mudik gratis?', 'ah enggak. Saya pernah daftar, tapi ribet banget. Sekarang katanya harus online, entar berangkatnya di Monas, jauh',” kata Rustaman.

“Alasannya, kalau gratis kan ribet, naiknya juga jauh, bukan di dekat sini kan (Pasar Minggu),” timpal Kanapi.

Selain alasan tersebut, Kanapi juga tidak mengerti bagaimana cara mendaftar mudik gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com