JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah guru mendatangi Gedung Guru Jakarta, Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2024).
Bukan untuk berdemo, mereka mempertanyakan alasan dana hibah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak cair.
Guru yang hadir di gedung itu datang dari berbagai wilayah. Mereka mengantre dengan tertib sampai ke parkiran motor.
“Ya ini, guru-guru datang untuk menanyakan kenapa dana hibahnya tidak cair. Karena, dari setiap sekolah, pasti ada saja yang tidak cair. Makanya kita kemari, bertanya,” kata seorang guru di Jakarta Selatan bernama Dini (49) saat ditemui Kompas.com, Kamis.
Baca juga: Ikut Mudik Gratis Pemprov DKI, Pria Ini Bersyukur Bisa Pulang Kampung meski Tak Punya Uang
Dalam kesempatan tersebut, Dini dan guru lainnya mendapatkan penjelasan alasan dana hibah mereka tidak cair.
“Mungkin memang ada kesalahan dari pihak sekolah kita, datanya kurang lengkap, atau pengurangan dari Pemerintah Daerah (Pemda), kuotanya. Tadi sih katanya ada pengurangan kuota,” ujar Dini yang sudah menjadi guru selama 24 tahun.
Hal serupa juga dirasakan oleh seorang guru di Jakarta berinisial EK. Ia juga termasuk pengajar yang dana hibahnya tidak cair.
“(Datang ke Gedung Guru Jakarta) ingin mengecek, ingin mencari tahu, kenapa tidak cair. Ada yang gagal salur karena rekeningnya sudah tidak aktif, ada yang salah ketik nomor rekening, jadi macam-macam. Ada yang terkena pangkas kuota,” ujar EK.
“Kalau saya termasuk yang kena pangkas karena kuota,” lanjut EK yang sudah mengajar sejak 2006.
Baca juga: Gratifikasi Berkedok THR: Dilema Nasib Guru dan Pendidikan Politik
Menanggapi hal ini, EK mengaku sedih. Apalagi, momentumnya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
“Ya sedih ya, ya memang rezeki itu masing-masing sudah ada yang atur, cuma kan apalagi menjelang Idul Fitri ini kan. Mau berbagi rezeki, tapi kok tiba-tiba enggak cair, enggak dapat? Ya sedih banget,” tutur EK.
Nasib guru bernama Yanti (52) rupanya berbeda dengan EK dan Dini. Walau datang jauh-jauh mengingat rumahnya berada di Kabupaten Bekasi, dana hibah Yanti dijanjikan akan cair.
“Kalau saya itu permasalahannya gagal salur. Jadi, operator sekolah salah ketik nomor rekening saya. Nah, ini sudah cek ke Gedung Guru Jakarta, katanya besok akan cair,” ujar Yanti.
Melihat hal ini, Yanti mengaku bahagia. Kalau benar cair, dia akan menggunakannya untuk mudik ke kampung halamannya, yakni Madiun, Jawa Timur.
“Ya tadinya sudah lemas, gagal mudik. Saya kan mudik bareng adik kandung saya, naik mobil. Kalau dana hibah enggak cair, ya enggak jadi. Sangunya kurang soalnya,” pungkas Yanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.