BEKASI, KOMPAS.com - Aloysius Bernanda Gunawan (47) mengungkapkan alasannya percaya dengan program beasiswa doktoral (S3) ke Filipina yang ditawarkan seorang pria inisial BTC.
Aloysius menuturkan, BTC merupakan salah satu pengelola bisnis agensi pendidikan yang membuka program beasiswa S3 ke Filipina melalui akun media sosial.
"Dia ini (punya) perusahaan, jadi kayak semacam agensi pendidikan. Kalau pendidikan luar negeri itu ada agensinya, enggak bisa langsung datang ke Malaysia atau Filipina untuk bisa 'saya mau kuliah'," ujar Aloysius kepada awak media di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (19/4/2024).
Baca juga: Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta
Aloysius menuturkan, dia dan ratusan korban lainnya yakin BTC tidak menipu karena pernah memberangkatkan mahasiswa untuk kuliah di Filipina.
"Betul (sudah memberangkatkan mahasiwa untuk kuliah) memang saya percaya karena sudah meluluskan tiga angkatan," tutur dia.
Selain itu, Aloysius juga mengecek keaslian ijazah kelulusan para mahasiswa yang mengikuti program beasiswa BTC pada angkatan sebelumnya.
"Kalau kita lihat itu ijazahnya juga sudah diakui karena memang kampusnya enggak ada yang salah, bagus," papar dia.
Sebagai seorang yang juga bekerja di bidang pendidikan, Aloysius tidak serta merta percaya dengan program beasiswa yang dibuka BTC.
"Saya juga enggak langsung mentah-mentah tertarik, saya juga dari dunia pendidikan, saya cari informasi dulu nih terutama saya cek di website penyetaraan ijazah luar negeri dikti," ucap dia.
Baca juga: Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina
Aloysius melanjutkan, program beasiswa S3 angkatan sebelumnya berjalan dengan mulus. Tidak ada keanehan ataupun keraguan.
Pada angkatan 5 yang merupakan kloter Aloysius dan ratusan orang lainnya itu, mulai ada kecurigaan karena BTC mengundur waktu perkuliahan.
"Jadi mungkin angkatan 1, 2 dan 3 berjalan mulus, angkatan 4 itu ada 137 (mahasiswa) juga tapi saya enggak tahu bagaimana status mereka, tapi di angkatan ke-5 ini lah yang bermasalah," imbuh dia.
Diketahui, Aloysius telah membayar Rp 30 juta kepada agensi BTC pada Desember 2023. Namun hingga sekarang, perkuliahan tak kunjung terlaksana.
Aloysius menuturkan, saat dia meminta uangnya kembali, BTC berdalih bahwa uangnya sudah digunakan untuk trading.
Selain BTC, para korban lainnya yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia menuntut pertanggungjawaban pengembalian uang.
Aloysius telah melaporkan BTC ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor registrasi LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota, Senin (8/4/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.