Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Kompas.com - 26/04/2024, 13:19 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang Kasatpel Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kelurahan Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Ismawati mengaku, banyak diprotes warga usai program penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) diberlakukan.

Pasalnya, banyak warga di Kelurahan Pasar Manggis yang masih ingin menggunakan alamat Jakarta di kartu tanda penduduk (KTP) meski sudah tidak tinggal di Ibu Kota.

Ismawati berpesan, agar warga yang segera mengurus perpindahan domisili agar lebih tertib administrasi.

Baca juga: Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

"Pesan saya kalau memang sudah setahun tidak berdomisili di DKI ada baiknya segera pindahkan saja (alamat KTP) agar lebih tertib administrasi," ucap Ismawati ketika diwawancarai oleh Kompas.com di Kelurahan Pasar Manggis, Kamis (25/4/2024).

Menurut Ismawati, ketidaktertiban administrasi akan menjadi kendala di setiap program yang akan dijalankan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Contohnya, pas program vaksin pasti kan ada cakupan warga yang harus divaksin Covid-19. Karena datanya dari Dukcapil itu kan banyak. Tapi, real di lapangannya enggak ada," sambung dia.

Kendala lainnya adalah program pengetasan tengkes atau stunting.

Seringkali ada data anak yang mengalami stunting di Kelurahan Pasar Manggis, namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan sudah tidak tinggal di DKI Jakarta.

Baca juga: Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal Numpang KTP Jakarta

Program pemberantasan dan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga sempat terkendala karena tidak kesesuaian administrasi tersebu.

"DBD yang lagi naik, di sistem datanya tinggal di kelurahan Pasar Manggis, setelah dicek sama Puskesmas ternyata bukan," kata Ismawati.

"Jadi, penggunaan alamatnya aja yang di Pasar Manggis, orang-orangnya udah enggak ada," ucap dia lagi.

Kemudian kendala lain juga dialami petugas Dukcapil ketika membagikan bantuan sosial (bansos) kepada warga.

Banyak warga yang tidak lagi tinggal di DKI Jakarta masih terdaftar sebagai penerima bansos itu.

Baca juga: Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Hal itulah yang berpotensi membuat program dari Pemprov DKI Jakarta atau pemerintah pusat menjadi tidak tepat sasaran.

Ismawati berharap, usai penataan NIK ini program dari Pemprov DKI Jakarta bisa lebih tepat sasaran.

"Setelah penataan diharapkan program-program dari Pemprov DKI Jakarta semoga tepat sasaran semua, terutama bantuan sosial," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com