JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) diduga belum tepat sasaran untuk warga RW 12, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Pasalnya, masih banyak warga yang tidak mampu tetapi masih belum tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Yang terjadi, masih ada tidak keseimbangan antara (warga yang) berhak dapat, sama yang tidak dapat,” ungkap Ketua RW 12, Imron Buchari saat ditemui Kompas.com di Sekretariat RW 12, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2024).
Menurut Imron, warga yang seharusnya berhak menerima bantuan masuk kategori tidak mampu dalam segi ekonomi.
“Kalau dibilang kriterianya, ya miskin. Karena mereka tidak ada usaha, tenaga kasar, karena dia tidak kerja. Lain halnya kalau dia kerja, mau swasta, atau apa,” ujar Imron.
Baca juga: Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem
Dia tidak bisa berbuat banyak mengenai hal tersebut setelah mendapatkan banyak protes dari mereka yang berhak menerima bantuan tetapi tidak merasakannya.
Imron hanya menyarankan agar warga membawa KTP dan KK untuk mendaftar DTKS sebagai KPM ke Kelurahan Tanah Tinggi.
Sama halnya dengan warga yang tidak berhak tetapi menerima bantuan. Imron juga tidak bisa berbuat banyak mengingat itu di luar kewenangannya.
Sebab, undangan warga untuk mengambil bantuan berdasarkan data yang telah tercatat oleh pihak terkait.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Ketua RT masing-masing, sebanyak 243 KK di RW 12 yang tercatat sebagai penerima bantuan.
Baca juga: Bagikan Telur ke Warga Tanah Tinggi, Hasto: Lebih Unggul dari Program Bagi-bagi Susu Prabowo-Gibran
Kendati demikian, di luar data tersebut, masih banyak warga RW 12 yang seharusnya berhak menerima bantuan, tetapi tidak mendapatkannya.
Agus Yadi (51) termasuk salah satu warga kurang mampu dalam segi ekonom yang bermukim di RT 06/RW 12, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Dia berprofesi sebagai petugas keamanan di RW 12. Pekerjaan ini Agus jadikan sebagai mata pencarian utama dalam beberapa tahun terakhir.
Agus mempunyai dua anak yang salah satunya sudah menikah. Si bungsu masih mengemban pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di Lampung. Dia tinggal bersama kakaknya.
Sementara, istri Agus beberapa tahun lalu menghadap Sang Pencipta. Dari pekerjaannya sebagai petugas keamanan ini, Agus menerima pendapatan Rp 500.000 per bulan.