Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Kompas.com - 08/05/2024, 13:06 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polsek Tebet menggerebek sebuah rumah kos di Jalan Menteng Wadas, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang digunakan pengedar narkoba berinisial KP (50).

“Kami menggerebek sebuah rumah kos di kawasan Setiabudi yang digunakan bandar narkoba pada 19 April 2024,” ujar Kapolsek Tebet Kompol Murodih saat jumpa pers, Rabu (8/5/2024).

Murodih mengatakan, penggerebekan bermula dari adanya laporan warga.

Baca juga: Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Penyidik dari Unit Reskrim Polsek Tebet telah memantau selama tiga hari di sekitar rumah kos tersebut sebelum dilakukan penggerebekan.

“Tim melakukan pemantauan dulu selama beberapa hari, lalu tempat tinggal KP kami grebek dan ditemukan enam bungkus plastik kristal dengan berat kotor sekitar 488,87 gram yang diduga adalah sabu,” tutur dia.

Kata Murodih, faktor tambahan yang memperkuat bahwa KP merupakan pengedar narkoba adalah ditemukannya timbangan digital elektrik dan puluhan plastik klip besar.

488,87 gram sabu yang ditemukan disinyalir akan ditimbang lalu ditaruh di dalam plastik klip tersebut.

“Rencananya (sabu) mau diedarkan di wilayah Tebet dan sekitarnya. Hanya, aksi yang bersangkutan berhasil kami cegah sebelum berhasil diedarkan,” ungkap dia.

Baca juga: Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Di sisi lain, Murodih mengungkapkan, KP mendapatkan barang haram tersebut dari seseorang yang menelepon ponselnya menggunakan nomor tak dikenal.

Orang tersebut lantas meminta pelaku untuk mengambil beberapa klip narkoba yang diletakkan di sebuah bak sampah di pinggiran kali kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

“KP dapat telepon dari seseorang yang menggunakan private number. Dia lalu diminta untuk mengedarkan sabu dan diimingi imbalan Rp 1,8 juta setiap 100 gram sabu yang terjual,” imbuh Murodih.

Baca juga: Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com