Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Kompas.com - 09/05/2024, 08:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENGEJUTKAN sekaligus mencengangkan, berita yang menyebutkan bahwa tahun 2024, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya membidik 77.000 sambungan pipa baru di seluruh Kota Jakarta (Kompas, 6/5/2024).

Saat ini baru 69 persen warga Jakarta yang dapat menikmati layanan air bersih perpipaan dari PAM Jaya per April 2024.

Menurut Dirut PAM Jaya, Arief Nasrudin, layanan PAM Jaya saat ini sudah mencapai 9.000 sambungan menuju 13.000 sambungan baru.

Persoalan air bersih paling banyak terjadi di utara Jakarta. Beberapa wilayah Jakarta yang mempunyai persoalan air bersih antara lain adalah Kalideres, Penjaringan, Pluit, Pejagalan, Kapuk, Rawa Buaya, Pegadungan, Kapuk Muara, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Tegal Alur, dan Duri Kosambi.

Berbagai upaya pemerintah DKI (sekarang DKJ/Daerah Khusus Jakarta) untuk meningkatan pasokan dan pemerataan air bersih di samping membidik 77.000 sambungan pipa baru.

Pemerintah Provinsi Jakarta tengah meningkatkan pasokan air bersih melalui pengolahan air (IPA) permanen atau stasioner dan pembangunan waduik serta embung.

PAM Jaya juga telah menuntaskan pembangunan empat reservoir komunal atau tempat penampungan air bersih skala besar untuk memenuhi kebutuhan pasokan air di beberapa wilayah di Jakarta.

Keberadaan reservoir komunal ini akan dirasakan oleh 42.000 warga dari 7.560 sambungan.

Perbaikan dan peningkatan infrastruktur air bersih memang dibutuhkan untuk kota sebesar Jakarta. Namun yang juga penting adalah besaran/volume pasokan air sebagai bahan baku sumber air bersih juga perlu dihitung pasokan debitnya dengan kebutuhan minimal air bersih dari jumlah penduduk Jakarta.

Menjadi sia-sia infrastruktur baru dibangun seperti waduk/embung baru maupun peningkatan jumlah sambungan baru apabila ketersediaan debit air dari sumber air yang ada kurang memadai khususnya pada saat musim kemarau.

Sebagai pengamat lingkungan, saya mencoba menghitung dan menguraikan kecukupan air bersih secara minimal untuk penduduk Jakarta dengan ketersedian sumber air yang ada untuk Jakarta sehingga secara kuantitatif dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerataan air bersih di Jakarta dimungkinkan atau tidak dengan dibangunnya 77.000 sambungan baru di Jakarta.

Sumber air bersih untuk Jakarta

Dalam Buku Statistik Air Bersih DKI Jakarta 2018-2020 disebutkan bahwa sebagian besar sumber air yang dibutuhkan Jakarta berasal dari luar Jakarta, yaitu dari Waduk Jatiluhur sebesar 82 persen dan Tangerang sebesar 12 persen. Sumber air dari internal Jakarta hanya sebesar 6 persen saja.

Dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta, hanya Kali Krukut dan Sungai Cengkareng Drain yang airnya layak dijadikan air baku. Dua sumber air inipun diindikasikan semakin menurun kualitas airnya.

Sejalan dengan produksi potensial, kapasitas produksi efektif air bersih DKI Jakarta tahun 2020 juga mengalami peningkatan sangat signifikan sebesar 20,2 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 17.470 liter per detik.

Volume produksi air bersih tahun 2020 mencapai 634.519 m3 atau naik signifikan sebesar 14,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com