Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tahu Formalin Masih Beredar

Kompas.com - 02/09/2010, 17:13 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Inspeksi mendadak di Pasar Bogor dan Pasar Anyar di Kota Bogor, Kamis (3/9/2010), yang dilakukan aparat tim gabungan dari Kementrian Pertanian dan Dinas Pertanian Kota Bogor menemukan tahu berformalin serta rumput laut dan cendol berperwarna tekstil. Ratusan tahu dan puluhan bungkus rumput laut dan cendol itu pun disita petugas dari distributor dan pedagangnya.

"Penyitaan barang tidak layak konsumsi itu perlu dilaksanakan agar tidak merugikan masyarakat," kata Wakil Wali Kota Bogor Achmad Ruyat, yang memimpin tim sidak tersebut. Sidak tersebut, selain diikuti aparat dua instansi tersebut, juga diikuti aparat dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Bogor, Polres Bogor Kota, Bagian Perekonomian Sekda Kota Bogor, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bogor.

Andi dan Viro, pedagang pengecer tahu yang mengandung formalin, menuturkan, mereka tidak tahu bahwa dagangannya memakai pengawet mayat itu. Tahu dagangannya diambil dari distributor. Nova, distibutornya, mengatakan tahu-tahu tersebut dipasok dari perajin tahu di daerah Jelambar, Jakarta Barat.

Kepala Dinas Pertanian Herlien Krisnaningsih mengatakan, masyarakat memang masih sulit membedakan tahu berformalin atau tidak. Padahal, masyarakat harus waspada karena tetap ada pedagang atau pengusaha nakal yang memanfaatkan tingginya permintaan barang menjelang Lebaran ini, sementara karyawannya sudah banyak yang libur. "Sebetulnya, tahu yang lembek atau lunak adalah salah satu ciri bahwa tahu itu tidak mengandung formalin," katanya.

Adapun rumput laut, agar-agar, dan cendol yang sat dites petugas terbukti menggunakan pewarna teksil adalah yang dikemas dalam plastik dengan merek DH dari Bandung. Toto, seorang pedagangnya, mengatakan, barang-barang itu adalah barang titipan. Ia mengku sehari dapat menjual sampai 50 bungkus, dengan harga Rp 2.000 per bungkus.

Sementara pengujian terhadap buah atep atau kulang kaling, petugas tidak menemukan makanan tersebut dibesihakan atau diputihkan menggunakan pemutih atau chlorine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com