Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Buruh Cuma Berjoget 10 Menit di Depan Istana

Kompas.com - 12/07/2012, 13:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa buruh melakukan orasi politik di depan Istana Negara, Rabu (12/7/2012) siang, menyampaikan penolakan terhadap politik upah murah dan penghapusan sistem outsourcing.

Saat di depan Istana Merdeka, mobil komando mengumandangkan lagu bertemakan buruh beraliran ska. Hal itu pun membuat para buruh berjoget. Setelah sekitar 10 menit berjoget, bernyanyi, dan mengibar-ngibarkan bendera, para buruh mulai bergerak ke titik aksi selanjutnya.

Oleh pihak kepolisian, para buruh diarahkan ke kawasan Monumen Nasional untuk menuju ke Kementerian Koordinator Perekonomian agar tak mengganggu arus lalu lintas.

Setelah aksi tersebut, arus lalu lintas di Jalan Merdeka Barat, depan Istana Negara dari arah Gambir menuju Harmoni, kembali dibuka. Aksi tersebut tampak dijaga ketat oleh ratusan aparat kepolisian.

Aksi massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pun berlanjut di depan Kemenenko Perekonomian yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Timur, Nomor 2-4, Jakarta Pusat.

Mereka menolak Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) baru tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. Dalam peraturan tersebut, pemerintah hanya menambah Rp 40.000 per bulan.

Menurut para buruh, peraturan tersebut tidak bisa memenuhi kehidupan yang layak. KSPI merupakan gabungan dari berbagai organisasi buruh, antara lain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI), Serikat Pekerja Percetakan Penertiban dan Media Informasi (SP PPMI), dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com