Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Enjo Dalam Intimidasi Preman

Kompas.com - 13/12/2012, 13:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Pasar Tradisional Enjo di Jalan Pisangan Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, menuai masalah. Pedagang yang kecewa dengan pembangunan pasar, tidak bisa memprotes secara lugas. Pasalnya, ada preman bayaran yang digunakan untuk mengintimidasi para pedagang sehingga tidak bisa lantang menyuarakan aspirasinya.

Seorang pedagang yang enggan menyebutkan identitasnya mengungkapkan, para preman bayaran tersebut telah ada sejak Pasar Enjo baru mulai dibangun. Para preman tersebut juga turut andil dalam proses relokasi pedagang dari lokasi yang ingin dibangun ke tempat penampungan pedagang sementara.

"Juni 2011, kami (pedagang) dipindahkan ke sini (tempat penampungan sementara). Itu kami sudah diancam sama preman yang disewa sama kontraktor," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (12/12/2012) siang kemarin.

Sebelum direlokasi, kata sumber tadi, PD Pasar Jaya sebagai pengelola pasar mendatangi pedagang dan memberikan surat formulir pendaftaran tempat penampungan sementara yang terletak persis di sebelah area pasar yang baru dibangun. Dari situ, pedagang telah mendapat intimidasi karena jika tidak bersedia menandatangani formulir tersebut, kios pedagang akan hangus.

Para pedagang tak memiliki kesempatan untuk protes karena keberadaan para preman yang menjaga proyek pembangunan pasar itu. Para pedagang yang pasrah pun akhirnya bersedia pindah ke tempat penampungan sementara.

Namun, masalah belum berhenti sampai di situ. Rupanya apa yang diinginkan pedagang tak diserap oleh PD Pasar Jaya dan kontraktor. "Kami keberatan pasar yang baru dibangun dua lantai. Padahal sebelumnya sudah kami bilang mintanya satu lantai saja. Sudah begitu, harganya terlalu mahal, masa per meter Rp 12 juta," ujarnya.

Pedagang lainnya yang juga enggan disebutkan namanya mengungkapkan, meski mereka kecewa, lagi-lagi para pedagang tak bisa berbuat banyak atas keberadaan para preman bayaran itu. Sempat para pedagang menggelar unjuk rasa, namun mereka malah dibenturkan dengan aksi intimidasi para preman.

"Kami di sini itu berdagang dalam intimidasi, Pak. Dulu ada demonstrasi, tapi mau protes tapi ada preman-preman itu, para pedagang akhirnya milih diam karena takut bersuara," ujarnya.

Kini, para pedagang hanya bisa pasrah sambil menunggu kejelasan masa depan mereka mencari sesuap nasi di pasar tersebut. Dengan desain pasar serta harga sewa yang terlampau tinggi, mereka ragu bisa meneruskan usahanya.

Pasar Enjo yang baru, berdiri di atas lahan seluas 8.084 meter persegi dengan kapasitas sebanyak 940 kios. Pembangunan pasar tersebut dilakukan Juni 2011 dan rampung Juni 2012, namun hingga kini pembangunannya terbengkalai dengan alasan yang tak jelas. Di sisi lain, para pedagang terus menjerit karena di tempat penampungan sementara, omzet penjualan mereka menurun drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com