Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Praktik Aborsi Ilegal di Jakarta

Kompas.com - 03/04/2013, 18:42 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berkali-kali tempat aborsi ilegal digerebek polisi, tetapi keberadaannya tetap saja menjamur. Namanya ilegal, tentu saja tempat praktiknya hanya diketahui orang-orang tertentu.

Lokasi tempat-tempat praktik aborsi ilegal ini diketahui dari mulut ke mulut. Pengguna jasanya pun tidak bisa langsung ke tempat praktik aborsi, melainkan harus menggunakan jasa calo.

Wartawan Kompas.com dan Seputar Indonesia sempat bertemu dengan calo berinisial aborsi ilegal, sebut saja namanya Irwan (bukan nama asli), di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Irwan mengaku menerima komisi Rp 300.000 untuk sekali mengantarkan pasien. Uang tersebut diberikan langsung oleh dokter yang menangani.

Setelah itu, Irwan mengantar kami ke salah satu rumah tempat aborsi ilegal yang berada di antara perumahan di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Saat memasuki rumah tersebut, tampak lima orang berbadan tegap dan berambut cepak, seperti aparat keamanan memakai baju bebas, berjaga di depan rumah.

Para pria berbadan tegap itu tidak sungkan-sungkan menanyakan keperluan siapa pun yang datang. Namun karena sudah mengenal Irwan, mereka memperbolehkan kami masuk menemui dokter.

Memasuki rumah, setiap pasien disambut bagian administrasi. Mereka diwajibkan membayarkan biaya administrasi konsultasi sebesar Rp 100.000, yang diserahkan kepada dua orang wanita yang berada di ruang tamu. Setelah itu, barulah pasien bertemu dengan sang dokter.

"Mana wanitanya? Kok hanya prianya saja," tanya pria berusia 50 tahun, yang disebut-sebut sebagai dokter aborsi.

Mengetahui kami hanya ingin berkonsultasi, dokter yang hanya mengenakan kemeja itu kemudian memberi penjelasan. Mulai dari tarif hingga prosedur aborsi.

Menurut dokter tersebut, umur kandungan menentukan harga. Untuk kandungan di bawah tiga bulan, tarifnya dikenakan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Sementara itu untuk usia kandungan di atas tiga bulan, tarifnya berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.

Sebelum dilakukan pengaborsian, pasien akan diperiksa terlebih dahulu kandungannya dengan menggunakan USG. Dari hasil USG tersebut, dapat diketahui berapa umur kandungan tersebut.

Setelah itu, dokter juga memberitahu apa saja yang harus diperhatikan oleh pasien pascaaborsi. "Jika sudah diaborsi, nanti wanitanya jangan minum yang bersoda, beralkohol, jangan makan yang pedas-pedas dan berminyak. Dan jangan berhubungan intim dulu selama tiga minggu," kata dokter tersebut.

"Tindakan aborsinya sebentar saja kok, paling 10 menit. Nanti kita berikan dua jenis obat untuk menghilangkan rasa sakit. Lalu pasien nanti selama tiga minggu harus istirahat total. Nanti kalau capek, takutnya akan terjadi pendarahan," jelasnya.

Setelah 30 menit berkonsultasi, Kompas.com kembali berbincang dengan Irwan. Dia menceritakan bahwa beberapa publik figur juga pernah memakai jasanya mengantarkan ke dokter aborsi.

"Biasanya kalau artis dibawa ke Jalan Kramat karena di sana tempatnya lebih bagus dan harganya pun jauh lebih mahal, bisa lebih dari Rp 8 juta," kata Irwan.

Di wilayah Jakarta Pusat, kata dia, terdapat tujuh lokasi tempat praktik aborsi ilegal, seperti di Salemba, Kramat, Pardede, Raden Saleh, dan Tanah Tinggi. Selain di wilayah Jakarta Pusat, praktik aborsi ini juga ada di wilayah Jakarta Timur, tepatnya di daerah Pondok Kopi.

Sementara itu, Kapolresto Jakarta Pusat Komisaris Besar Agesta Ramona Yoyol menampik keberadaan praktik aborsi ilegal tersebut. Menurutnya, selama ini pihaknya tidak menerima laporan keberadaan aborsi ilegal.

"Tidak, tidak ada. Di mana itu tempatnya, biar kami tangkap pelakunya," jawabnya saat dikonfirmasi, Rabu (3/4/2013).

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com