Sering Diancam Penagih Utang, Suami-Istri Lapor Polisi

JAKARTA, KOMPAS.com — Karena sering mendapat ancaman dari para penagih utang, sepasang suami-istri, Riski (42) dan Rita (50), di Jalan Wai Seputih, Tanjung Duren, Jakarta Barat, melaporkan tindakan premanisme yang mereka alami ke polisi.

Rizki melaporkan puluhan penagih utang yang datang dan merusak kaca jendela serta garasi rumah mereka. "Mereka datang tiba-tiba, lompat pagar, pecahin kaca. Mereka bilang enggak takut sama polisi dan mengancam mau potong leher saya dan keluarga," kata Rizki di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/6/2013) petang.

Riski mengakui tengah memiliki utang di sebuah bank. Dia yakin bahwa para penagih utang itu suruhan bank tempat dia meminjam uang. Ia menduga orang-orang yang mengancamnya itu adalah suruhan seseorang yang pernah dia kenal beberapa tahun lalu. Ia dan kenalannya itu pernah bekerja sama dalam bisnis properti. Atas saran temannya itu, Rizki kemudian meminjam uang di bank dan menggadaikan rumahnya untuk membiayai usaha tersebut. Namun, pada akhirnya Rizki mengetahui bahwa pembangunan rumah itu fiktif. Rizki enggan menyebutkan nama orang yang dia maksud.

"Saya mau bayar utang saya di bank. Saya sudah siapkan uang Rp 2 miliar, tapi debt collector ini mintanya Rp 3 miliar. Rumah kami saya jaminkan ke bank untuk usaha pembangunan rumah klaster yang juga fiktif. Selama saya jaminkan, saya tetap bayar cicilan bunga, asuransi, dan lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, Subdit Jatanras Polda Metro Jaya meringkus lima orang pria berperawakan besar dan berkulit hitam ke Mapolda Metro Jaya, Selasa sore. Kelima orang ini ditangkap karena telah memasuki pekarangan rumah orang lain tanpa izin. Belum diketahui di mana rumah yang didatangi oleh kelima orang tersebut.