Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Nelayan di Muara Baru Diduga Terbakar karena Korsleting

Kompas.com - 16/08/2013, 21:17 WIB
Robertus Belarminus,
Ratih Winanti Rahayu

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Subejo, mengatakan, penyelamatan delapan kapal nelayan di Dermaga Barat Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dilakukan oleh pihak Pelabuhan Muara Baru.

Kebakaran terjadi pada Kamis (15/8/2013) sekitar pukul 21.30 WIB. Menurut Subejo, sebanyak 15 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengatasi kebakaran.

"Evakuasi dari pihak pelabuhan. Namun kalau minta bantuan kita akan kita bantu sebisanya. Menurut laporan (korban jiwa) tidak ada," kata Subejo, Jumat (16/8/2013).

Mengenai penyebab kebakaran, Subejo mengatakan hal tersebut tengah diselidiki Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri. Sejauh ini, menurut Subejo, kebakaran diduga terjadi karena korsleting.

"Penyebabnya belum, sedang dalam penelitian Puslabfor Mabes Polri. Tapi, menurut dugaan, (itu) korsleting listrik," ujarnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, di lokasi, bangkai kapal nelayan tersebut masih tersandar di tepi Dermaga Muara Baru, hingga Jumat (16/8/2013) sore. Kapal-kapal tersebut dibuat dari kayu dan berbahan bakar solar.

Akses menuju tempat sandar kapal adalah jalan kecil sepanjang 150 meter yang hanya muat untuk kendaraan roda dua. Hak tersebut membuat mobil pemadam kebakaran tak dapat menjangkau lokasi. Petugas pemadam mengatasi kendala itu dengan menyambung selang.

Petugas pemadam kebakaran juga menggunakan air laut untuk memadamkan api menggunakan mobil penyedot.

Pemadaman api juga melibatkan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Muara Baru.

Sementara itu, Kapolsek Muara Baru AKP Sugiarta mengatakan, api diduga berasal dari korsleting yang terjadi di salah satu kapal bernama Cakrawala. Polisi, lanjut Sugiarta, tengah memeriksa petugas keamanan pelabuhan bernama Asep.

"Kita masih periksa seorang sekuriti bernama Asep, saat api muncul dia sempat melihat dari kapal yang berada di geladak kapal," ujar Sugiarta.

Berikut ini adalah daftar delapan kapal nelayan yang terbakar itu.

Terbakar total (tak bisa digunakan)
1. KM. Cakrawala-V GT.165 nomor 2217/Bc
2. KM. Sumber Jaya-II GT.60 nomor 1741/Bc
3. KM. Sumber Jaya-28 GT.96 nomor 1153/Pd
4. KM Inti Marina-V GT.58 nomor 6580/Bc

Rusak berat (perlu perbaikan besar)
5. KM. Gaby Jaya GT.135 nomor 1636/Bc
6. KM. Sumber Jaya-V GT.134 nomor 1201/Fp
7. kapal tanpa nama

Rusak ringan (bisa digunakan)
8. KM. Abadi Maju-II GT.128 nomor 6256/Bc

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com