Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Waduk Ria Rio Ditawarkan Dua Rusun

Kompas.com - 19/08/2013, 14:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ada 350 kepala keluarga (KK) yang bakal terkena dampak normalisasi Waduk Ria Rio yang akan dimulai pada awal September 2013. Pemerintah Provinisi DKI Jakarta menawarkan dua lokasi rumah susun sewa (Rusunawa) untuk mereka.

Camat Pulogadung Teguh Hendrawan mengatakan dua lokasi rusun yang ditawarkan bagi warga Waduk Ria Rio yakni di Rusun Cipinang Besar Selatan dan Rusun Pulogebang yang ada di wilayah Jakarta Timur. Tawaran tersebut disampaikan kepada perwakilan warga dalam pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Kecamatan Pulogadung pada Kamis (15/8/2013).

"Relokasi warga kita sudah sampaikan juga melalui Kasudin Perumahan Jakarta Timur. Ada dua tempat yang ditawarkan yaitu di Rusun Cipinang Besar Selatan dan di Pulogebang. Jadi memang ini tawaran kepada warga, diminta atau pun tidak kami menawarkan itu sebagai bentuk kepedulian dari pemerintah," kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/8/2013).

Meski demikian, Teguh mengatakan, dari dua lokasi rusun yang ditawarkan terdapat keterbatasan unit rusun dibandingkan dengan jumlah warga yang ada. Saat ini, baru tersedia sekitar 250 pintu dari dua lokasi rusun yang memang ditawarkan kepada warga, sementara berdasarkan data ada sekitar 350 KK dari dua RT yang menghuni tepian waduk.

"Data terakhir ada 350 KK. Tapi saya yakin lebih dari itu karena waktu habis kebakaran Februari atau Maret lalu belum diinventarisir lagi datanya. Warga di sana menolak waktu kita mau inventarisi kembali. Kemungkinan saat ini bisa sampai 450 KK," ujar Teguh.

Selain tawaran rusun, ada opsi lain bagi warga berupa uang kerahiman sebesar Rp 1.000.000 kepada warga yang terkena dampak relokasi yang ditawarkan PT Pulomas Jaya, BUMD DKI Jakarta. Namun, Teguh mengakui warga masih menolak jumlah uang kerahiman yang dinilai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk membangun tempat tinggal mereka pasca-kebakaran.

Kendati demikian, lanjut Teguh, bukan berarti warga menolak untuk dipindahkan. Warga di sana menyadari lahan yang mereka tempati untuk mendirikan rumah merupakan milik PT Pulomas Jaya.

"Mereka siap kapan pun dipindahkan. Cuma dari warga bilang tolong diperhatikan karena habis kebakaran ada warga yang bilang sudah bangun lagi rumah biayanya Rp 20 sampai 30 juta," ujarnya.

Dia menambahkan, batas waktu pengosongan lokasi tersebut menurutnya sampai dengan akhir Agustus dan awal September 2013 ini. Dalam minggu ini rencananya akan dikeluarkan surat pemberitahuan bagi warga untuk dilakukan penertiban.

"Kalau masih menempati ya akan dilakukan penertiban, karena setelahnya akan langsung dilakukan pembenahan (di waduk)," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com