Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemborong yang Tewas Tertimba Bangunan Hendak Bayar Gaji

Kompas.com - 06/10/2013, 02:44 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban tewas dalam insiden runtuhnya sebuah bangunan yang sedang dalam proses pembuatan adalah Shinta (44) selaku pemborong dalam proyek tersebut. Hari itu, Shinta seharusnya akan membayar gaji pekerjanya sehingga datang ke sana.

Hal tersebut sesuai penuturan Mahdi, salah satu korban luka-luka. Ia menuturkan, saat kejadian berlangsung, ia dan dua rekan kerjanya yang lain hendak mengambil gaji yang diberikan oleh Shinta di lantai satu rumah.

Saat keempatnya berkumpul di ruang tengah, tiba-tiba saja bangunan tersebut runtuh di bagian depan hingga merembet ke belakang.

"Tiba-tiba bangunan itu roboh dengan cepat. Ibu Shinta bukannya menghindar dia malah naik ke lantai dua," kata pekerja bangunan yang sudah bekerja selama dua minggu di proyek tersebut.

Mahdi yang saat itu berusaha keras menghindari reruntuhan bangunan, malah tak berhasil. Pria yang ditemui kala itu mengenakan pakaian warna putih sempat tertimpa bangunan.

"Untungnya ada warga yang menyelamatkan saya. Saya sempat tertimpa, ini kepala saya berdarah," ujarnya.

Mahdi yang mengalami luka bocor di bagian kepala itu pun akhirnya dirujuk ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Kalideres untuk mendapatkan pengobatan. 

Salah seorang saksi mata, Margono menceritakan, robohnya bangunan terjadi Sabtu (5/10/2013) pukul 08.30.

Margono yang tak sengaja melintas di depan rumah berlantai tiga tersebut saat kejadian, mengatakan robohnya bangunan berawal di bagian depan dan tak lama kemudian merembet ke bagian belakang bangunan yang memiliki panjang 20 meter.

"Saat melintasi jalan di depan rumah ini, tahu-tahu bangunannya ambruk dan lokasi kejadian sudah diselimuti debu bangunan yang ambruk," kata Margono saat ditemui di lokasi kejadian.

Bukan hanya melihat peristiwa tersebut, pria asal Semarang, Jawa Tengah ini juga sempat menyelamatkan salah satu korban bernama Madi.

Usai kejadian, Margono langsung memeriksa reruntuhan tersebut untuk memastikan apakah ada korban jiwa atau tidak. Benar saja, Margono yang kala itu bersama seorang temannya, yakni Ucok sempat mendengar teriakan seorang pria di antara puing-puing bangunan.

"Saya sama Ucok langsung cari sumber teriakan itu, enggak tahunya ada seorang pria yang tertimbun. Dia tertimbun di antara balok dan reruntuhan beton," kata Margono.

Setelah mengetahui posisi korban berada di ruang tengah rumah, keduanya langsung berusaha menyelamatkan korban. Secara perlahan, mereka mengangkat puing-puing bangunan yang terdiri dari balok, beton, batu bata, besi pondasi dan bambu. Hingga 20 menit kemudian, keduanya berhasil menyelamatkan Madi.

"Setelah diselamatkan, korbannya langsung dibawa ke Puskesmas Kecamatan Kalideres untuk diobati," ungkapnya.

Margono sempat mendengar suara teriakan lagi, namun kali ini teriakan dari seorang wanita yang membuat ia sempat kelilingi bangunan untuk mencari sumber teriakan dan ia melihat tangan korban bergerak di antara reruntuhan bangunan. Dan posisinya berada di bagian belakang rumah. Saat itu Margono mengaku kesulitan untuk menolong korban. Sebab, tubuh korban tertimpa tembok besar.

"Sudah dicoba mencongkel pakai linggis tetap tak bisa, karena tembok yang menimpa korban ukurannya cukup besar," katanya.

Usaha Margono untuk menolong korban dengan alat seadanya itu pun berakhir. Ia langsung diminta menjauh, ketika petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat tiba di lokasi kejadian.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan rumah tinggal di Kompleks Citra Garden V Blok F 1 No. 6 RT 05/18, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat menelan korban 1 tewas dan tiga luka-luka. Korban teas bernama Shinta dan tiga korban yang mengalami luka ringan, yakni Iman, Mardi dan Suparno. Mereka bertiga adalah pekerja bangunan dalam proyek rumah tinggal itu. Sementara, satu korban yang tewas adalah Shinta (44) selaku pemborong dalam proyek tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com