Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pilih Istilah "Kunci PKL" daripada Moratorium

Kompas.com - 09/10/2013, 19:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berniat menata seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang tersebar di seluruh DKI. Namun, dia memilih istilah "mengunci" PKL daripada moratorium atau pembatasan.

"Bukan pembatasanlah namanya. Kita kunci lebih tepatnya," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, pada Rabu (9/10/2013) sore.

Jokowi menjelaskan, dalam proses penataan PKL, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sebenarnya harus memiliki data yang detail dan lengkap soal jumlah PKL, bahkan hingga setiap RT, berdasarkan klasifikasi barang-barang yang diperdagangkan.

"Setelah dapat totalnya, detailnya, baru kita kunci. Setelah itu, baru kita tata mereka," ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Selama penataan, Jokowi melanjutkan, tidak ada lagi penambahan jumlah PKL. Dengan begitu, penataan pun diyakini dapat berhasil. Kendati telah memiliki desain besar penataan PKL se-Jakarta, Jokowi mengaku hal tersebut masih merupakan wacana.

Ia beserta beberapa dinas yang terkait dengan persoalan itu baru berencana mengkaji proses itu terlebih dahulu.

Sebelumnya diberitakan, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro Menengah dan Perdagangan DKI Andi Baso mengusulkan kepada Gubernur DKI Joko Widodo untuk menerbitkan peraturan daerah tentang moratorium pedagang kaki lima di Jakarta.

Menurutnya, moratorium itu mampu mengurangi kesemrawutan PKL di DKI.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) DKI Jakarta pada tahun 2011, jumlah PKL terbanyak berada di wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah 24.620 PKL. Dari jumlah tersebut, 22.642 termasuk PKL liar. Jumlah kedua terbanyak berada di Jakarta Pusat dengan jumlah PKL mencapai 19.065 PKL (15.732 termasuk PKL liar).

Jika dilihat berdasarkan katagori lahan, lokasi yang paling banyak ditempati PKL adalah badan jalan dan trotoar dengan jumlah PKL masing-masing sebesar 28.797 unit dan 26.530 unit. Sementara yang berjualan di halaman pasar mencapai 10.216 unit dan perkantoran 4.542 unit.

Berikut jumlah pedagang kaki lima pada tahun 2011.

1. Jakarta Pusat: Jumlah PKL 19.065 PKL (15.732 termasuk PKL liar).

2. Jakarta Utara: Jumlah PKL 13.527 PKL (10.384 termasuk PKL liar).

3. Jakarta Barat: Jumlah PKL 17.212 PKL (15.172 termasuk PKL liar).

4. Jakarta Selatan: Jumlah PKL 24.620 PKL (22.622 termasuk PKL liar).

5. Jakarta Timur: Jumlah PKL 18.327 PKL (14.408 termasuk PKL liar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com