Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Pilih KJS Jadi Program Andalannya

Kompas.com - 17/10/2013, 10:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dari sekian banyak program Pemprov DKI Jakarta, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengaku senang program Kartu Jakarta Sehat (KJS) berjalan. Sebab, semua warga miskin berpeluang mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

"Aku pribadi senang KJS sudah terlaksana karena bagiku yang paling penting itu orang jangan sampai sakit dan jangan sampai orang miskin tidak boleh berobat," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (16/10/2013).

Kendati demikian, ia menyadari program tersebut masih memiliki banyak kekurangan. Sebab, belum semua rumah sakit mau menggunakan KJS. Selain itu, ada perbedaan tarif premi antara Pemprov DKI dan Kementerian Kesehatan.

"Minimal program ini sudah bergulir, dan yang penting bagi orang itu jaminan kesehatan karena itu dasar dari semua dasar," kata dia.

Sudah hampir satu tahun ini KJS dikucurkan untuk warga Ibu Kota. Peluncuran KJS pertama kali pada 10 November 2012 lalu. Setelah selesai dicetak, kartu tersebut disalurkan ke enam kelurahan kumuh dan padat penduduk.

Kelurahan-kelurahan tersebut merupakan wilayah prioritas utama penyebaran kartu tersebut. Enam kelurahan itu adalah Tanah Tinggi, Bukit Duri, Manggarai, Pademangan Timur, Marunda, dan Tambora. Enam kelurahan kumuh dan padat penduduk tersebut menjadi prioritas utama karena dianggap menjadi kantong-kantong kemiskinan dengan potret kesehatan yang buruk.

Pada dasarnya, kartu ini dapat digunakan warga untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis pada segala jenis penyakit. Kartu itu baru berlaku jika warga pemegang kartu bersedia menjalani pengobatan di puskesmas atau rawat inap di rumah sakit umum daerah (RSUD) kelas tiga. Kalaupun ruang rawat inap di RSUD kelas tiga sudah penuh sehingga tak dapat menampung pasien lagi, pasien dengan kartu tersebut akan di-upgrade ke RSUD kelas dua.

Penyebaran Kartu Jakarta Sehat dilakukan secara bertahap. Sampai akhir 2012 kemarin, telah diluncurkan hingga 3.000 kartu. Semua warga DKI berhak memiliki kartu ini dengan cara mendaftarkan diri ke puskesmas. Akan tetapi, pada pelaksanaannya, kartu ini dipetakan hanya untuk 4,7 juta warga Ibu Kota. Angka tersebut setara dengan jumlah warga miskin di Jakarta.

Hingga kini, Dinas Kesehatan DKI hingga kini sudah membagikan hampir 3 juta KJS kepada warga DKI dari total sasaran sebanyak 4,7 juta warga miskin dan rentan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan, pada tahap awal, KJS sudah dibagikan kepada 1,9 juta orang. Saat ini, sedang dicetak sekitar 900 ribuan KJS.

"Kemarin kan sempat banyak alamat dan nama yang salah, itu yang kita perbaiki, jadi totalnya 2,8 sampai 2,9 juta warga," ujar Dien.

Dien menjelaskan, anggaran awal di APBD 2013 untuk KJS Rp 1,5 triliun, di mana Rp 300 miliar di antaranya untuk membayar tunggakan tahun 2012. Ternyata, kata dia, utangnya saja sudah melebihi Rp 300 miliar. Utangnya mencapai lebih dari Rp 400 miliar. Kemudian, pada bulan April, ada permasalahan 16 RS yang merasa pembayarannya belum mencukupi.

Pemprov DKI pun membayar tagihan sebesar 100 persen. Hal itu berdampak pada anggaran dan di APBD Perubahan telah disetujui penambahan anggaran KJS sebesar Rp 200 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com