Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Ditelantarkan di Pintu, Bakul Jamu Bertekad Merawatnya

Kompas.com - 22/10/2013, 03:39 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Suara tangis bayi tiba-tiba terdengar dari arah pintu depan pintu rumah di RT 001/02 Kampung Cimanglid, Desa Sinargalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Minggu (20/10/2013) malam. Saat itu, Warsini (41) sedang menonton televisi. Suaminya, Popon Santoso (43), belum pulang ke rumah.

Ngeri, itu reaksi pertama Warsini saat mendengar tangis tersebut. Penjual jamu keliling ini pun memanggil-manggil apakah ada orang di luar pintu rumahnya. Tak ada jawaban. Akhirnya, memberanikan diri, Warsini membuka pintu rumah.

Saat membuka pintu, benar-benar tak ada satu orang pun terlihat. Namun, begitu melihat ke bawah, terkejutlah dia. Tergeletak di sana sumber suara tangisan. Bayi itu terbungkus kain biru dan putih. Satu kantong plastik hitam ada di sampingnya.

Warsini pun membawa masuk bayi berkelamin lelaki dan kantong plastik itu, setelah memastikan lingkungan di sekitar rumahnya. Tak ada cacat maupun kelainan terlihat dari si bayi. Isi kantong ternyata pakaian dan perlengkapan bayi. Sesudahnya, Warsini membawa bayi tersebut ke pengurus RT yang sontak membuat kabar penemuan bayi merebak.

Karena tak satu pun warga mengenali bayi atau memiliki informasi tentangnya, mereka pun menghubungi petugas Kepolisian Sektor Tamansari. Bayi pun dibawa ke bidan desa, yang kemudian menyatakan bayi sehat dan berbobot 1,7 kilogram. Menurut bidan desa, bayi diperkirakan dilahirkan tiga hari sebelum ditemukan di pintu rumah Warsini.

Hingga Senin (21/10/2013) petang, bayi itu masih berada di rumah Warsini. Warga yang penasaran silih berganti bertamu ke sana untuk melihat si bayi. Penyidik Polri masih berusaha melakukan identifikasi dan menemukan orangtua bayi.

Kepada penyidik, Warsini mengatakan berkeinginan merawat dan mengadopsi bayi itu sebagai anak kelima. Sebuah nama bahkan sudah diberikan, Muhammad Rizki Saputra. "Saya akan tetap rawat bayi ini biarpun orangtua nanti tertangkap," katanya dengan mantap.

Warsini bertekad berhenti berjualan jamu keliling dulu demi merawat bayi yang ditelantarkan itu. Popon yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan pun mendukung tekad Warsini. Bungsu dari empat anak pasangan ini sudah berusia 18 tahun sehingga keinginan Warsini merawat bayi itu diyakini akan kembali menyemarakkan rumah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com