Pargaulan mengatakan, ada tujuh SPBG aktif di Jakarta, yakni Pinang Ranti, Kampung Rambutan, Jalan Pemuda, Jalan Pesing, Jelambar, Pancoran, dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Adapun bus transjakarta yang saat ini beroperasi berjumlah 579 unit. Sekitar 10 persen di antaranya tidak beroperasi karena diperbaiki atau dicadangkan. Jumlah tersebut belum ditambah 310 bus yang rencananya dioperasikan seluruhnya pada Februari 2014.
"Ditambah berapa pun, sebenarnya pasokan gas tidak masalah karena, kan, kalau SPBG habis, ya tinggal minta lagi. Masalahnya itu ada di antreannya. Kalau bus tambah, tapi SPBG-nya enggak nambah, ya antreannya pasti panjang, pelayanan di lapangan terganggu," kata Pargaulan kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2014).
Tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah 310 bus transjakarta. Namun, hingga akhir Januari 2014, baru 90 bus yang beroperasi. Sisanya menunggu kesiapan administrasi beserta ketersediaan pengemudi bus.
Pargaulan mengatakan, penambahan 90 bus baru memperpanjang antrean bus di tujuh SPBG tersebut. Oleh sebab itu, kini UP Transjakarta menerapkan pola pengisian BBG baru bagi seluruh bus yang beroperasi. Pola baru itu adalah dengan membagi waktu pengisian BBG tidak dalam satu waktu, tetapi dibagi berdasarkan jam operasional tiap-tiap transjakarta.
"Jadi bus yang beroperasi pagi, malam hari itu harus sudah penuh 200 bar BBG. Begitu juga yang beroperasi malam hari, pagi hari harus sudah full. Kita bagi-bagi saja supaya seminimal mungkin tidak menyebabkan antrean bus di jalan," kata dia.
Pargaulan mengatakan, idealnya setiap koridor memiliki satu unit SPBG. Jadi SPBG tersebut melayani bus-bus yang beroperasi di koridor itu saja. Jika demikian, pelayanan penumpang diyakini akan lebih optimal.
Pargaulan menyerahkan percepatan penambahan SPBG tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara. "Kita pahamlah masalahnya banyak. Susah dapat lahan dan lain-lain. Makanya kita tunggu yang lebih tinggi saja," kata Pargaulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.