Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Bantuan CSR, Basuki Akui Gagal Atasi Banjir

Kompas.com - 30/01/2014, 19:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerima bantuan corporate social responsibility (CSR) banjir berupa alat penjernih air dari Bank Mandiri. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, bantuan seperti itu membuktikan bahwa upaya yang dilakukannya bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah gagal dalam menanggulangi banjir.

"Sumbangan CSR banjir bagi saya itu memalukan. Ini menandakan saya dan Pak Jokowi gagal mengatasi banjir," kata Basuki saat menerima CSR Bank Mandiri di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (30/1/2014).

Basuki mengatakan, salah satu targetnya adalah mengatasi banjir dan macet di Ibu Kota. Apabila masyarakat menilai pemerintahan Jakarta Baru gagal, Basuki meminta warga untuk tidak memilih mereka kembali di pemilihan kepala daerah periode selanjutnya.

Di sisi lain, Basuki secara pribadi lebih menyukai jika bantuan CSR dalam bentuk lain, seperti truk angkut sampah dan bus tingkat pariwisata. Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, para korban banjir dan pengungsi membutuhkan truk sampah. Ia mengatakan, selama banjir melanda Jakarta sejak dua minggu lalu, jumlah sampah bertambah hingga 3.500 ton. Adapun truk sampah yang dimiliki Dinas Kebersihan DKI Jakarta telah berusia tua. Sebagian besar truk tersebut berusia 20-30 tahun dan banyak yang sudah berkarat.

"Makanya, kita lagi butuh truk sampah. Warga juga mengeluh banyak sampah yang tidak terbawa di permukiman dan sungai-sungai yang tersumbat," kata Basuki.

Dalam beberapa kesempatan, Basuki mengatakan bahwa penanggulangan banjir tidak mungkin terwujud jika masih ada warga yang tinggal di bantaran sungai. Untuk mencegah banjir, kata Basuki, sungai-sungai itu harus dinormalisasi. Namun, upaya itu terkendala oleh sulitnya memindahkan warga bantaran sungai ke tempat baru yang lebih layak seperti rumah susun. Keterbatasan lahan menjadi salah satu alasan sulitnya membangun rusun untuk relokasi warga tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com