Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Tiket di Terminal Lebak Bulus Kehilangan Separuh Penghasilan

Kompas.com - 06/02/2014, 13:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penutupan Terminal Bus Antarkota Antarprovinisi (AKAP) Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, berdampak pada penurunan penghasilan para penjual tiket di sana. Separuh dari pendapatan asli para penjual tiket ini terpangkas.

Nurcahyo (35), penjual tiket dari PO Bus Zentrum, mengatakan, meski masih melayani penjualan tiket di terminal itu, pendapatan yang diperolehnya berkurang drastis pasca-penutupan terminal pada 18 Januari 2014. Saat terminal itu masih beroperasi, penghasilannya rata-rata sekitar Rp 100.000 per hari. Kini ia hanya memperoleh Rp 50.000 per hari.

"Saya kecewa terminal ini ditutup. Sekarang penghasilan jadi parah, paling sekarang gocap (Rp 50.000)," kata Nurcahyo kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2014).

Karena masalah tersebut, pria yang sudah 14 tahun bekerja sebagai penjual tiket itu kekurangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan istri dan seorang anaknya yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Ia belum tahu apakah ia bisa bekerja di tempat pejualan tiket PO busnya di Ciputat, Tangerang Selatan, sebab sudah ada pekerja lain yang sudah lebih dulu bertugas di sana. Oleh sebab itu, ia berencana kembali ke Semarang dan bekerja di sana.

Menurut Nurcahyo, sebelum terminal ditutup, jumlah penumpang yang datang membeli tiket bisa mencapai 150 orang. Namun, sejak ditutup, kini pelanggan yang masih membeli tiket di sana hanya sekitar 20 orang. Bus Zentrum yang beroperasi di Lebak Bulus, kata dia, ada lima unit. "Sekarang bus cuma melintas. Paling cuma ambil 10 orang penumpang saja di depan," ujar Nurcahyo.

Tanto (33), penjual tiket dari PO Bus BCU, juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, pendapatannya kini berkurang separuh dari sebelumnya. "Biasanya lebih dari target, ini kurang dari target. Biasanya pemasukan minimal Rp 100.000 lebih sehari. Sekarang malah separuhnya Rp 50.000 minimal," ujar Tanto.

Tanto merasa dirugikan dengan penutupan terminal tersebut. Ia mengatakan, jika kantor agen bus di sana ditutup total, ia berencana pindah ke lokasi pul baru BCU di Pondok Cabe, Gintung, atau Pondok Pinang, Tangerang Selatan. "Rencana pindah ke sana," katanya.

Suasana lengang terlihat di dalam terminal yang biasanya terisi sekitar 150 bus, 80 agen bus, dan melayani hingga 1.200 penumpang per hari.

Di dalam terminal hanya ada sebuah backhoe atau alat berat. Sekeliling terminal sudah dipagari untuk proses pengerjaan. Meski demikian, pengerjaan yang terlihat baru pembobokan jalan pada lima tempat di bagian tengah terminal. Ada satu galian serupa sumur di arah pintu keluar terminal.

Dari total luas terminal 2,7 hektar, sekitar 2 hektar di terminal itu nantinya akan digunakan sebagai dipo MRT. Dengan penutupan ini, hanya ada angkutan dalam kota, seperti mikrolet, bus sedang, dan transjakarta yang beroperasi di Terminal Lebak Bulus pada sisa lahan seluas 0,7 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com