Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Metro Kapsul Lebih Murah dan Layak

Kompas.com - 19/03/2014, 14:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan pembangunan monorel metro kapsul lebih murah dan feasible (layak). Meskipun demikian, menurut Jokowi, monorel metro kapsul bukanlah pengganti monorel oleh PT Jakarta Monorail (JM).

"Memang lebih murah dan lebih feasible. Nanti saya ajak ke pabriknya," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Jokowi menjelaskan, untuk membangun mass rapid transit (MRT) dibutuhkan investasi Rp 900 miliar per kilometer, sedangkan monorel oleh PT Jakarta Monorel membutuhkan Rp 300-400 miliar per kilometer. Sementara itu monorel metro kapsul yang telah digunakan di Bandung dan Surabaya hanya membutuhkan investasi Rp 110 miliar per kilometer.

Jokowi menjelaskan, koridor yang digunakan metro kapsul berbeda dengan dua koridor monorel oleh PT JM. Keberadaan metro kapsul akan menambah moda transportasi massal di Jakarta, dan mengantisipasi kemacetan ibu kota.

Metro kapsul juga mampu mengangkut penumpang lebih banyak dari monorel yang dimiliki PT JM. Metro kapsul dapat menampung 150.000 penumpang per hari dan bisa terintegrasi dengan moda transportasi massal lain, seperti KRL dan MRT.

"Semua ini masih dalam tahap proses. Yang penting nanti DKI punya banyak transportasi massal," kata Jokowi.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mempelajari ?proyek monorel yang disodorkan oleh investor lain, metro kapsul. Namun, Jokowi belum menyebut siapa investor tersebut karena masih dalam tahap pendalaman proposal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com