Ketika masuk ke halaman Pasar Rumput, terlihat kekumuhan gedung yang besinya sudah berkarat dan seng-seng yang bolong di sana-sini. Lantai tiganya terlihat sudah tak digunakan lagi karena kebakaran beberapa tahun lalu.
"Dulunya di lantai tiga itu kafe-kafe. Sekarang yang bertahan di sana cuma (kafe) Pantura," kata salah seorang pedagang sepatu yang enggan disebutkan namanya, kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2014).
Lantai dua Pasar Rumput tersebut terbagi menjadi dua. Separuh lantai berisi pedagang-pedagang sepatu dan separuhnya berisi salon-salon yang menawarkan jasa prostitusi. Dari luar, bahkan dari kios miliknya, salon-salon tersebut tak terlihat janggal.
"Mereka pandai. Kordennya dilapisi dua. Tulisannya (di depan) juga massage. Kalau salon yang bener, cuma massage, tetapi ini massage-nya sama yang lain-lain," katanya.
Ia menambahkan, para gadis salon tersebut selalu bersikap aktif kepada laki-laki yang kebetulan melintas di lantai dua tersebut.
"Kalo ada cowok lewat sini, pasti langsung ditarik sama mereka. Tuh liat aja," ujarnya sambil menunjuk ke arah seorang wanita berbaju merah yang sedang menarik lengan seorang pria.
Tak berapa lama, pria itu pun mengikuti langkah si wanita menuju dalam koridor pasar.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ada satu salon yang terletak di depan balkon lantai dua, menghadap ke jalan raya. Sekilas, isi salon tersebut sama dengan salon lainnya. Gunting, kaca, dan poster berbagai model potongan rambut ada di dalamnya.
Sementara itu, tak berapa jauh dari salon tersebut, tampak dua wanita sedang bergurau. Salah seorang di antaranya nya memeriksa rambut seorang yang lainnya, seperti sedang mencari kutu.
Selain salon, kafe juga bertebaran di lantai dua ini. Kafe-kafe tersebut buka mulai pukul 21.00 WIB.
"Coba aja jam 10.00 (malam) nanti ke sini. Rame. Kafe-kafe itu jual apa saja. Laki-laki yang nggak punya duit ya mainnya ke sini," ucapnya.
Menurut si pedagang sepatu, pengelola Pasar Rumput cenderung membiarkan hal itu terjadi. Sebab, kantor pengelola berada di lantai dua, tetapi tidak menindak sejumlah salon plus-plus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.