Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pristono Kecewa kepada Jokowi dan Ahok...

Kompas.com - 21/05/2014, 17:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengaku kecewa terhadap keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang telah memecatnya dari jabatan Kepala Dinas Perhubungan.

Alasannya, dia tidak diberi kesempatan menjelaskan duduk perkara secara rinci kepada semua pihak yang membutuhkan keterangannya. Jokowi pun memindahkannya ke Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). 

"Yang saya kecewanya, waktu saya sedang memberikan penjelasan, saya baru diberi tahu akan dicopot dari Kadishub jam 10.00 pagi. Jam 14.00 siangnya, pas mau pelantikan, saya baru tahu kalau jadi anggota TGUPP," kata Pristono di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
 
Pada kesempatan itu, Pristono kembali menegaskan bahwa ia bersama staf Dinas Perhubungan DKI lainnya telah berhati-hati dalam menggunakan APBD. Ia juga meminta keadilan dari Pemprov DKI, melalui bantuan hukum.

Pristono berdalih, ia bersama dua pejabat Dishub lain yang telah ditetapkan tersangka oleh Kejagung telah berkorban untuk Jakarta. Salah satunya dengan melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara.

"Sebelum adanya peristiwa bus berkarat ini, saya sudah mati-matian untuk penertiban PKL di tiga pasar. Hal itu pengorbanan yang sangat besar untuk Pemprov DKI. Tapi kenapa untuk kasus ini hanya kami yang diperiksa dan dijatuhkan," kata Pristono. 

 
Adapun sebanyak 656 transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) didatangkan pada akhir tahun 2013 lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 125 bus telah dioperasikan. Sementara itu, 531 sisanya berada di pul Ciputat, Tangerang Selatan.

Sebanyak 14 bus di antaranya berkarat dan beberapa komponennya rusak. Seharusnya, lanjut dia, masalah ini dapat diselesaikan melalui hukum perdata. Namun, ia justru kecewa karena masalah ini akhirnya diselesaikan melalui hukum pidana dengan tuduhan tindak pidana korupsi. Padahal, lanjut dia, bus dengan komponen berkarat itu dapat diganti oleh vendor pemenang lelang.

"Kami ini kan PNS, anak-anaknya beliau (gubernur). Kalau memang kami tersandung, bisa langsung diperiksa oleh Inspektorat atau BPKP, jangan ke Kejagung, jangan malah kami dilempar dan dibiarkan begitu saja," ujar Pristono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com