Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Komarudin Ditagih Tunggakan Air 3 Bulan

Kompas.com - 22/05/2014, 17:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Rusun Komarudin, Cakung, Jakarta Timur, mengaku kaget karena tiba-tiba ditagih biaya tunggakan air selama tiga bulan. Mereka bingung karena biaya yang mesti dibayar mencapai ratusan ribu rupiah.

Sumiati (57), warga relokasi asal Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat, ini menyesalkan pihak pengelola yang tidak memberitahukan sejak awal. Sumianti mengatakan, biaya tagihan airnya selama tiga bulan mencapai Rp 429.000. Nilai itu dari pemakaian 78 kubik air, dengan biaya per kubik Rp 5.500.

"Bukan kita tidak mau bayar. Kenapa kita enggak diberi tahu sejak awal? Ini tahu-tahu ada tagihan sampai tiga bulan," kata Sumiati, saat ditemui Kompas.com, Kamis (22/5/2014) sore.

Sumiati mengatakan, jika diberi tahu sejak awal, mungkin mereka dapat mengukur pemakaian air. Namun, sejak masuk pada pertengahan Februari, tidak ada tagihan per bulan dari pengelola.

"Kalau kita ditagih setiap bulan Rp 100.000, kita masih sanggup bayar. Tapi kalau dirapel begini, terus terang saya enggak bisa bayar," ujar Sumiati.

Sumiati mengaku, sudah pernah menanyakan kepada pihak keamanan dan pengelola masalah air sejak awal. Namun, selalu dijawab dengan diminta menikmati dulu tinggal gratis di rusun tersebut. "Jadi kita pikir gratis," ujar warga lantai 1 blok E Rusun Komarudin itu.

Hal serupa terjadi pada Runiati (58), warga asal relokasi yang sama. Runiati mengaku bingung karena tagihan tersebut amat memberatkan. "Bukan enggak mau bayar, kalau tiap bulan ditagih, kita mau bayar. Jangan pas tiga bulan begini kita baru kaget. Kalau begini bisa mati saya," ujar Runiati.

Pengelola yang mendatanginya mengatakan, biaya tagihan airnya mencapai Rp 391.000. Runiati mengaku tidak mampu membayar biaya tagihan mendadak tersebut.

Selama tinggal di rusun, dia hanya mengandalkan usaha warung kecil. Suaminya juga sudah tidak lagi bekerja. Biaya hidup selama ini bergantung dari dua orang anak yang telah bekerja.

Warga menyatakan, mereka masih belum menemukan solusi menangani masalah ini. Menurut warga, ketua RT mereka tengah bertemu dengan pengelola untuk menyelesaikan masalah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com