Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penghuni Baru Rusun Belum Masuk DPT

Kompas.com - 28/03/2014, 14:13 WIB
Agita Tarigan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pekan menjelang Pemilu Legislatif pada 9 April 2014, sejumlah penghuni Rumah Susun (Rusun) Komarudin masih belum terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kelurahan Penggilingan. Sebab, banyak warga rusun yang belum tinggal menetap di sana.

"Karena banyak yang belum menetap, kelurahan susah mastiin jumlah DPT di sana (Rusun Komarudin)," kata Moh Anwar, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (28/3/2014).

Anwar mengatakan, warga yang masih kerap bolak-balik ke rumah asalnya mempersulit pendataan DPT di Kelurahan Penggilingan. Hal ini disebabkan karena kelurahan tak menerima data diri para warga ini, padahal mereka sudah tinggal selama satu bulan di rusun.

Menurut Anwar, warga yang belum menetap sulit ditemui. Mereka masih memilih tinggal di tempat asal mereka karena lebih dekat dengan kantor. Mereka ada di rusun pada waktu tertentu saja.

PPS Kelurahan Penggilingan belum dapat melaporkan jumlah DPT di Rusun Komarudin kepada KPUD Jakarta Timur. Jumlah yang tak pasti dikawatirkan dapat menciptakan sejumlah pemilih ganda karena warga masih dapat memilih di tempat asal mereka.

Hal ini juga membuat KPUD Jakarta Timur menunda instruksi pengiriman kotak suara tambahan ke Kelurahan Penggilingan selama tiga hari terhitung dari hari ini. Hingga saat ini, PPS berencana menyiapkan empat TPS untuk 1.000 orang pemilih di Rusun Komarudin. Namun jumlah ini masih dapat berubah bila jumlah warga telah terkumpul.

Rusun Komarudin telah ditempati warga yang pindah dari dua tempat, yakni Kelurahan Kebun Kosong, Kecamatan Kemayoran dan dari pinggir Kali Sentiong, Jakarta Pusat. Dari enam blok yang ada di rusun tersebut, dua telah ditempati dan empat masih dalam tahap perbaikan sambil menunggu penghuni baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com