Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Tiket Integrasi, Transjakarta dan KRL Bisa "Satu Tiket" Pakai E-Money

Kompas.com - 30/05/2014, 06:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pengelola layanan kereta api listrik Jabodetabek, PT KCJ, belum melakukan kerja sama dengan PT Transjakarta selaku pengelola layanan bus transjakarta, para pengguna kedua moda transportasi tersebut sudah dapat menggunakan tiket integrasi berupa e-money produk beberapa perbankan.

Kompas.com telah menjajal menggunakna produk e-money dari perbankan tersebut sebagai tiket untuk kedua moda transportasi itu. E-money yang sudah bisa dipakai untuk tiket KRL maupun transjakarta adalah BNI e-money, BRI Brizzi, dan BCA Flazz.

Dalam percobaan Kompas.com, ketiga uang elektronik itu dapat berfungsi laiknya tiket elektronik yang diterbitkan PT KCJ maupun PT Transjakarta. Uang elektronik ini tak bermasalah saat tapping di pintu masuk stasiun maupun di halte transjakarta.

Kepala Humas PT KCJ Eva Chairunisa, mengatakan penggunaan e-money sebagai pembayaran tarif KRL sebenarnya baru akan diluncurkan pada awal Juni 2014. Dia sendiri mengaku belum tahu bahwa uang elektronik itu sudah bisa dipakai sekarang untuk menikmati layanan KRL.

"Setahu saya yang baru bisa digunakan yang BCA, kalau yang lain belum. Baru akan di-launching awal Juni," kata Eva kepada Kompas.com, Kamis (29/5/2014). Penggunaan e-money dari produk perbankan pada layanan KRL merupakan hal yang baru.

Sementara itu, penggunaan uang elektronik untuk layanan transjakarta sudah lebih dulu berlaku sejak Januari 2013. Adapun integrasi tiket antara bus Transjakarta dan KRL, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama baru akan dilakukan pada Januari 2015.

Saat ini, kata Basuki, PT Transjakarta dan PT KCJ sedang menjajaki kerja sama integrasi tiket itu. Basuki mengatakan salah satu tujuan pembentukan PT Transjakarta yang diresmikan pada Maret 2014 adalah untuk memperlancar integrasi tiket angkutan antarmoda di Kota Jakarta.

Integrasi tersebut hanya bisa dilakukan dengan pola business to business antar-sesama perusahaan, dalam hal ini antara PT Transjakarta dan PT KCJ. "Kalau aspeknya business to goverment (PT KCJ dan Pemerintah Provinsi DKI) susah. Harus business to business biar enak dan mudah," imbuh Basuki beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Hasto Mengaku Tak Kenal dengan Orang yang Laporkan Dirinya ke Polisi

Megapolitan
Dilaporkan ke Polisi, Hasto: Pernyataan Saya di Media untuk Melakukan Pendidikan Politik

Dilaporkan ke Polisi, Hasto: Pernyataan Saya di Media untuk Melakukan Pendidikan Politik

Megapolitan
Petaka Kawat Berlubang di JPO Jatiasih: Sebabkan Bocah Terjatuh ke Jalan Tol, lalu Meninggal

Petaka Kawat Berlubang di JPO Jatiasih: Sebabkan Bocah Terjatuh ke Jalan Tol, lalu Meninggal

Megapolitan
Hasto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong

Hasto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong

Megapolitan
Suami R Tak Marah-marah Usai Tau Istrinya Cabuli Anaknya Sendiri

Suami R Tak Marah-marah Usai Tau Istrinya Cabuli Anaknya Sendiri

Megapolitan
Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Warga Bogor yang Diduga Keracunan Makanan Mengaku Sakit Perut Usai Konsumsi Nasi Uduk dan Telur Balado

Megapolitan
Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Jakpro Bakal Berikan Pelatihan dan Kesempatan Kerja untuk Eks Warga Kampung Bayam

Megapolitan
KJP Mei 2024 Kapan Cair?

KJP Mei 2024 Kapan Cair?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com