SKPD tersebut adalah Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satpol PP DKI. Basuki menjelaskan, seharusnya kedua SKPD itu bekerja sama untuk mengamankan lalu lintas, agar mobil pemadam kebakaran dapat leluasa melintasi wilayah kebakaran.
"Kemarin ada mobil pemadam kebakaran tabrakan, kenapa? Karena begitu ada kebakaran, Dishub tidak mau bantu kerja sama dengan Satpol PP untuk membuka jalan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (30/6/2014).
Koordinasi itu penting, karena kebakaran justru menarik perhatian warga sekitar. Baik jalan kaki maupun dengan mengendarai motor, warga menonton kebakaran hingga menutup jalan dan menghalangi akses mobil pemadam kebakaran.
Kesadaran warga, lanjut dia, menjadi suatu masalah. Warga juga banyak yang belum menyadari bahayanya mengalirkan listrik di pemukiman kumuh.
"Banyak rumah kumuh yang kekuatan listriknya besar. Pasang TV, kulkas, dispenser, dan charger lainnya. Rumah kecil bisa menampung segitu banyak listrik enggak? Enggak bisa, pasti kebakaran," kata Basuki.
Pria yang akrab disapa Ahok itu kemudian mengkoordinasikan hal ini kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun ternyata PLN tidak bisa memutus aliran listrik yang telah terpasang. Karena warga perumahan itu merupakan pelanggan PLN.
"Jadi, enggak heran satu hari rata-rata bisa sampai empat kebakaran di Jakarta," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.