Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Masih Menjamur di Jakarta

Kompas.com - 11/07/2014, 21:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang kaki lima di Jakarta belum terkendali. Di tengah wacana memperbaiki pengelolaan dengan cara menarik iuran dari rekening, okupasi ruang publik masih terus berlangsung.

Sebagai contoh, PKL kawasan pusat grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang sebelumnya sempat tertib, kini kembali berjualan di jalan.

Di Jalan KH Mas Mansyur, pedagang kurma menjajakan dagangannya di trotoar. Akibatnya, pembeli memarkir kendaraan di pinggir jalan sehingga mengakibatkan kemacetan.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta lurah dan camat mengendalikan PKL di wilayah tugasnya. Ruang publik yang terlarang untuk PKL di Tanah Abang harus bersih dari pedagang. Jika tidak, Basuki mengancam akan memperkarakan secara hukum.

”Kami mulai menempatkan mereka sebagai manajer kawasan agar ikut membantu menata PKL,” kata Basuki, Kamis (10/7).

Untuk membantu tugas lurah dan camat, Pemprov DKI menempatkan 50 pegawai tambahan di setiap tempat tugas itu. Sistem ini mulai berlaku efektif tahun 2015.

Terkait penataan PKL, Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi mengatakan, saat ini banyak PKL yang berjualan memanfaatkan momentum bulan Ramadhan.

Salah satu langkah yang dilakukan untuk menata PKL dengan memasukkan mereka ke tempat parkir gedung pemerintah terdekat. Cara ini untuk mengurangi dampak aktivitas mereka agar tidak mengganggu jalannya lalu lintas kendaraan.

Taufik, pedagang kain Tanah Abang yang semula menempati Pasar Blok G, kembali turun ke jalan untuk berjualan kurma di Jalan KH Mas Mansyur. Menurut dia, keputusan itu diambil karena aktivitas perdagangan di Pasar Blok G sepi.

”Pembinaan pedagang yang dari awal dijanjikan tidak berjalan konsisten. Tidak ada kreativitas mengelola Pasar Blok G, akhirnya kami berjualan kurma,” kata Taufik.

Tidak jera

Camat Tanah Abang Hidayatullah mengatakan, penertiban PKL tiap hari dilakukan. Akan tetapi, PKL seperti tak jera meski dagangannya telah disita.

”Setiap pagi kami melakukan penertiban. Meski demikian, sore selalu datang lagi. Kalau ditindak mereka berjanji tidak akan melakukan lagi. Padahal, besok datang lagi,” kata Hidayatullah.

Ia mengatakan, masih banyak penyimpangan terkait PKL di kawasan Tanah Abang. Penyimpangan tersebut akan terus diselesaikan sedikit demi sedikit.

Selain itu, kata Hidayatullah, masih adanya pihak ketiga yang juga selalu memanfaatkan kesempatan, seperti adanya pungutan bagi pedagang yang menggunakan tenda pemerintah.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yudi Rusmayadi menyatakan, aktivitas PKL di Tanah Abang meningkat menjelang Lebaran.

Dia memperkirakan, aktivitas perdagangan akan mengalami puncaknya pekan ini. Selain PKL yang menggelar lapak, ada sejumlah pedagang yang bergerak menjajakan barang dagangannya. Sementara di Jakarta Timur, penertiban parkir liar akibat PKL masih terus berjalan.

Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Perhubungan Jaktim Budi Sugiantoro, penertiban yang dilaksanakan lebih persuasif. (NDY/A10/ART/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com