Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Jokowi-JK Ini Tetap Turun ke Jalan Saat Pengumuman KPU

Kompas.com - 21/07/2014, 14:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok relawan Joko "Jokowi" Widodo-Jusuf Kalla, Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), tetap akan mengerahkan massa pada 22 Juli 2014. Tanggal itu merupakan waktu pengumuman hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkatan nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"KIB minta seluruh relawan sekaligus simpatisan merayakan dan mensyukuri atas mandat rakyat yang diperoleh Jokowi-JK," ujar Ketua umum KIB Rainhard Parapat melalui siaran pers, Senin (21/7/2014).

Kendati demikian, aktivitas pengerahan masa itu bukan dilaksanakan di KPU. Aksi tersebut akan disebar di empat titik, yakni Posko Komunikasi Rakyat, Setiabudi, Jakarta Selatan; Taman Menteng; Taman Sukabumi; dan Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Pihaknya berjanji tak akan mengerahkan masa di jalan.

Rainhard juga menolak aktivitas itu disebut sebagai potensi gangguan keamanan. Menurut dia, acara tersebut lebih pada acara syukuran bersama relawan dan simpatisan terhadap kemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden Juli 2014 lalu.

Tidak hanya itu, acara syukuran tersebut ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa para relawan pendukung Jokowi dan Jusuf Kalla mampu menciptakan suasana aman dan tertib selama penyelenggaraan pemilihan presiden.

Rainhard berharap, situasi pada 22 Juli 2014 berlangsung aman. Ia meminta kepolisian dan TNI meredam potensi gangguan keamanan yang dapat mencederai proses pemilihan presiden.

Sebelumnya, Jokowi sempat meminta seluruh pendukung untuk tak larut dalam euforia kemenangan Pemilu Presiden 2014 dengan tidak melaksanakan pengerahan massa ke KPU atau ke jalan pada 22 Juli 2014. Lebih baik, kemenangan diisi dengan berdoa serta syukuran di rumah masing-masing.

Jokowi juga meminta pendukungnya untuk tak menggunakan atribut yang identik dengan dukungan terhadap pasangan capres cawapres nomor urut dua. "Ini kita kan baru melaksanakan proses demokrasi dan ini sudah selesai. Mari kembali ke normal lagi," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com