Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Lain Aturan Baru Menumpang Kereta Api

Kompas.com - 23/07/2014, 10:42 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lebaran 2014 menjadi tahun pertama bagi para pemudik berkereta api mengalami sistem baru reservasi tiket yang dikombinasi pula dengan aturan boarding ala di bandara. Upaya PT Kereta Api Indonesia menertibkan layanan ini memunculkan sisi lain, tak terkecuali kepanikan.

Situasi dengan sisi lain tersebut terjadi terutama di stasiun yang melayani kereta api kelas bisnis dan ekonomi, seperti Stasiun Pasar Senen di Jakarta Pusat.

Di stasiun yang melayani kelas eksekutif atau yang kerap dengan gampang disebut sebagai kereta Argo sesuai nama-nama kereta kelas ini, seperti Stasiun Gambir, situasi tersebut tak terlalu tampak.

Ketika penumpang menumpuk seperti pada musim mudik Lebaran, aturan "jam boarding" kereta api ini jadi persoalan, apalagi saat ada jadwal keberangkatan kereta yang ternyata mundur.

Selama kereta belum datang atau jam keberangkatan masih lama, para calon penumpang tak bisa masuk peron, sekalipun peron jauh lebih lengang daripada halaman stasiun.

Pada Rabu (23/7/2014) pagi, misalnya, setidaknya ada lima kereta api yang keberangkatannya tertunda dari Stasiun Pasar Senen. Lima kereta tersebut adalah KA Tawang Jaya, KA Gajahwong, KA Fajar Utama Yogyakarta, KA Sawunggalih, dan KA Menoreh.

"Antreannya panjang bener," keluh Anto (27), salah satu calon penumpang yang harus antre berdesakan hingga keluar dari lindungan atap halaman di depan pintu masuk peron, Rabu.

Dia yang hendak menumpang KA Menoreh tujuan Stasiun Semarang Tawang di Semarang, Jawa Tengah, baru bisa mulai antre untuk masuk ke peron pada pukul 08.00 WIB. Padahal, Anto mengaku sudah ada di halaman Stasiun Pasar Senen pada pukul 06.30 WIB karena keretanya dijadwalkan berangkat pada pukul 08.00 WIB.

"Ayo, antre satu baris," teriak salah satu petugas keamanan sembari menata antrean yang mengular dan berkelok bahkan bercabang saking panjangnya.

"Antre satu jalur. Keretanya juga belum ada," lanjut petugas keamanan itu.

Ketika Kompas.com tiba di Stasiun Pasar Senen selewat pukul 07.00 WIB, KA Tawang Jaya yang seharusnya berangkat pada pukul 06.00 WIB masih ada di dalam stasiun. Sebagian penumpangnya pun masih mengantre di depan pintu masuk.

Kereta Gajahwong yang seharusnya berangkat pada pukul 07.00 WIB, bahkan belum bisa juga masuk stasiun karena menunggu jalur yang masih dipakai KA Tawang Jaya.

Di tengah hiruk-pikuk ini, kepanikan sesekali terjadi. Yanti (45) misalnya, sempat salah kereta dan panik ketika kereta yang hendak dinaikinya keburu berjalan saat dia masih menelisik nomor gerbong.

Usut punya usut, kereta yang sudah berjalan itu adalah KA lain dengan tujuan berbeda tetapi terlambat berangkat hingga jadwal KA berikutnya.

"Sempat panik, belum juga sampai gerbong 8 keretanya sudah jalan. Ternyata itu kereta lain," tutur Yanti berapi-api kepada penumpang lain yang duduk di hadapannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Wanita yang Ditangkap Bersama Virgoun adalah Kerabat Dekatnya

Polisi: Wanita yang Ditangkap Bersama Virgoun adalah Kerabat Dekatnya

Megapolitan
Anjing yang Gigit Bocah di Kebayoran Lama Dikarantina

Anjing yang Gigit Bocah di Kebayoran Lama Dikarantina

Megapolitan
Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Megapolitan
Rumah Subsidi Pemerintah di Cikarang Dijarah, Pengamat: Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Rumah Subsidi Pemerintah di Cikarang Dijarah, Pengamat: Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Megapolitan
Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Megapolitan
Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Megapolitan
Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com