Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memulai Langkah dari Rusun Marunda

Kompas.com - 19/08/2014, 22:57 WIB
KOMPAS.com - Pertanian perkotaan menjadi fenomena di kota-kota besar dunia. Lahan pertanian semakin terimpit penduduk, beralih menjadi sentra industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Sementara kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan laju perkembangbiakan manusia.

Bagaimana dengan Jakarta, ibu kota Indonesia? Sejumlah kalangan menilai sisa-sisa ruang dan pekarangan warga kota ini belum dimanfaatkan maksimal untuk pertanian. Latar belakang itu pula yang mendorong Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merintis rumah hidroponik di Rumah Susun (Rusun) Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, di timur laut DKI Jakarta pada awal tahun ini.

Sejumlah penghuni Rusun Marunda ditunjuk menjadi pengelolanya. Di rumah kasa seluas sekitar 1.000 meter persegi mereka yang tergabung dalam Kelompok Tani Marunda Hijau menanam selada, pakcoi, caisin, kangkung, dan tanaman lain dengan media air (hidroponik). Tanam itu tumbuh di pot-pot memanjang yang dibuat dari pipa paralon.

Menurut Ketua Kelompok Tani Marunda Hijau Dea (47), rumah hidroponik Rusun Marunda memproduksi sekitar 100 kilogram sayuran setiap hari sejak beberapa bulan lalu. Aneka sayuran itu dijual ke sejumlah pasar di Kawasan Kelapa Gading, Sunter, Tanjung Priok, dan Cilincing. ”Rata-rata omzet Rp 500.000 per hari,” ujarnya.

Marunda Hijau kini beranggotakan 10 penghuni rusun. Namun, lanjut Dea, kelompoknya membuka ruang bagi penghuni lainnya untuk bergabung. Sebab, kini baru sekitar 5.000 meter persegi dari total 3 hektar (30.000 meter persegi) pekarangan Rusun Marunda yang dikelola menjadi kebun.

Rumah hidroponik Rusun Marunda terbilang kecil dari sisi skala ekonomi. Namun, keberadaannya menambah penghasilan pengelolanya yang sebagian juga bekerja sebagai pedagang atau buruh lepas.

Belum optimal

Direktur Utama PT East West Seed Indonesia (Ewindo) Glenn Pardede, seusai menyerahkan bantuan dan menandatangani kesepakatan kerja sama dengan petani Rusun Marunda, pekan lalu, menyebutkan, berdasarkan hasil Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, ada sekitar 10,3 juta hektar lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan di Indonesia, sekitar 30 persen atau 3 juta hektar di antaranya berada di perkotaan.

Pengembangan pertanian perkotaan (urban farming), lanjut Glenn, sangat relevan di tengah kurangnya konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia.

Selain lahan kosong, sejumlah jenis sayur dan buah, bisa tumbuh di dalam pot dan wadah lain yang bisa ditempatkan di jendela, ditempel di dinding rumah, atau di atap gedung.

Melalui Komunitas Panah Merah, perusahaan produsen benih itu membuka wadah interaksi komunitas-komunitas pertanian untuk berbagi informasi dan membangun relasi bisnis tanaman hortikultura.

Dari Marunda, sejumlah aktivis menularkan ”virus” bertani di perkotaan di wilayah lain di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lain. (Mukhamad Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com