Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pedagang yang Biasa Parkir di Jalan Sabang

Kompas.com - 01/10/2014, 16:15 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu ini, sistem parkir berbayar di Jalan H Agus Salim atau Jalan Sabang, Jakarta Pusat, telah masuk hari ke lima masa uji coba. Beragam tanggapan muncul dari pemilik kios dan pedagang di sana.

Arif Mulyono, pemilik toko Jaya Mandiri Factory Outlet mengeluhkan meteran parkir karena dianggap lebih mahal dari tarif biasanya. "Dulu saya sebulan langganan Rp 60 ribu, bisa dari jam 10.00 pagi sampai 10.00 malam, sekarang bayarnya bisa dua kali lipat," ujar Arif yang menggunakan sepeda motor.

Dengan meteran parkir, tarif sepeda motor per jam di Jalan Sabang dipatok Rp 2.000 per jam. Sedangkan untuk mobil sebesar Rp 5.000 per satu jam.

Arif yang berjualan pakaian ini juga menyebutkan kesulitannya memakai mesin parkir meter yang hanya menerima pembayaran dengan uang logam atau koin. Dia berharap cara pembayaran bisa lebih disederhanakan.

"Saya kepengennya pakai kartu saja, kadang kita kan enggak punya uang koin terus buat bayar," kata dia.

Pedagang yang membawa mobil, tutur Arif, tidak semuanya parkir di pinggir Jalan Sabang meski memiliki kios di sana. Ada banyak yang mencari tempat lain dengan alasan menghemat biaya parkir.

Direktur PT Mata Biru, Wahyu Ramadhan, selaku penyedia mesin dan pengelola mesin parkir meter menjanjikan dalam waktu dekat ini akan melakukan uji coba pembayaran dengan kartu. "Sekitar tanggal lima atau enam, pekan depan lah. Nanti kami atur," kata Wahyu. Dalam masa uji coba, kartu belum diperjualbelikan.

Pengendara yang akan membayar dengan kartu dapat memperolehnya dari juru parkir terdekat. Wahyu mengatakan belum ada rencana kerja sama dengan bank di DKI maupun bank lainnya sehingga kartu tersebut hanya untuk sementara. Uji coba kartu juga untuk melihat reaksi pasar.

Apabila sudah diresmikan, kartu tersebut direncanakan dijual dengan harga yang terjangkau, di kisaran Rp 20 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com