Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerbau Kurban Mengamuk, 3 Bocah Diseruduk Hingga Terkapar

Kompas.com - 05/10/2014, 20:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah, menjadi kisah tragis bagi tiga bocah Sekolah Dasar, Sam Abdul Malik (7), Nusa (12), dan Syaifullah (13).

Ketiga anak ini terkapar saat diseruduk kerbau kurban stres di Jalan Peta Selatan, Gang Assalam, Rt 10/01, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (5/10/2014).

Kerbau itu membuat kericuhan di tengah kerumunan warga. Diketahui, kerbau berbobot 5 kuintal ini berlari hampir sejauh satu kilometer.

Diketahui, Sam Abdul Malik mengalami luka bocor di kepala belakang dan Nusa (12) harus menerima dua jahitan akibat luka sobek di bibir. Bahkan, Pelipis kiri dan mata sebelah kanan Nusa juga lebam. Kondisi yang paling parah dialami Syaifullah yang diketahui masih duduk dibangku kelas 4 SD.

Putra kelima dari pasangan Santoso (45) dan Siti Aisyah (48), mengalami gegar otak. Hingga kini, Syaifullah masih dalam kondisi terbaring lemah di RS Hermina, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Salah seorang warga, Asep (52), mengatakan kerbau tersebut sempat lepas walau sudah diikat kuat. Ia pun tak tahu menahu mengapa kerbau tersebut mengamuk.

"Itu kerbau tiba-tiba saja lepas. Padahal sama panitia sudah diikat kenceng. Kalau hewannya stres saya enggak tahu juga. Tetapi, tali tambangnya ini hampir copot ikatannya karena mengamuk," kata Asep di lapangan Gang Assalam yang menjadi tempat pemotongan hewan kurban.

Peristiwa yang menggemparkan warga sekampung ini terjadi sekitar 10.00 WIB. Sebagian warga yang ingin menolong ketiga anak tersebut sampai membawa balok kayu, bambu, dan tali tambang ukuran besar. Kerbau mengamuk ketika dua kerbau lainnya disembelih.

"Dua kerbau sudah kami sembelih, baru mau ditarik itu kerbau tiba-tiba mengamuk. Sempat seradak seruduk di lokasi, terus lari, semua orang pada menghindar dan lari-larian juga," ujarnya. (Panji Baskhara Ramadhan)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com