Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trotoar Berubah Fungsi

Kompas.com - 01/11/2014, 08:00 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalur di tepi jalan raya dengan posisi lebih tinggi dari jalan raya merupakan tempat orang berjalan kaki. Ya, trotoar, begitu orang biasa mengenalnya.

Banyaknya trotoar di Jakarta tak berarti bahwa jalur itu selalu berguna sesuai dengan fungsinya. Seperti halnya di salah satu titik kemacetan di Jakarta Pusat, yakni Jalan Jenderal Sudirman, bila kita melintas pada pagi hari, kemacetan yang terjadi di jalan itu tidak terbayangkan.

Situasi itu membuat para pengendara tak sabar untuk saling mendahului. Tak ayal, trotoar pun menjadi sasaran pengendara motor untuk melawan kemacetan.

Dari depan gerbang Gelora Bung Karno (GBK) di Jalan Jenderal Sudirman, para pengendara sepeda motor sudah mengetahui celah menaikkan kendaraan mereka. Ada tepi trotoar yang bidangnya lebih rendah dari bidang lain. Bidang itulah yang dimanfaatkan oleh pengendara sepeda motor.

Pengendara sepeda motor langsung mempercepat laju kendaraannya begitu berada di trotoar, sedangkan pengendara di badan jalan justru terhenti.

Para pengendara sepeda motor yang telah hafal dengan trotoar itu menurunkan motor, kembali ke jalan, sebelum tiang pegangan pejalan kaki di atas trotoar itu.

Namun, bagi pengendara yang belum tahu, mereka akan bablas sampai di ujung trotoar atau pintu gerbang lain GBK, Istora, dan JCC yang tak jauh dari tangga Selter Polda untuk pengguna transjakarta.

Yang tidak mereka ketahui, tepat di depan gerbang itu berdiri dua polisi. Kepolisian lalu lintas ini siap memberi tilang kepada para pengendara yang melanggar.

"Waduh, Pak, maaf, saya buru-buru," kata pengendara itu kepada polisi.

Tanpa ragu, polisi mengeluarkan satu berkas catatan dan menuliskan identitas pengendara serta sepeda  motornya.

Polisi yang lain sibuk mengatur arus lalu lintas, antara lain bagi bus yang berhenti sembarangan sehingga membuat kemacetan kian mengular.

Sementara itu, pengendara lain di belakang pengendara yang kena tilang akan sibuk memundurkan sepeda motor. Ada pula yang mengalami kesulitan mengeluarkan sepeda motor dari trotoar karena ada sebatang besi pemisah di tengahnya.

Meskipun sama-sama panik, para pengendara ini justru saling membantu mengeluarkan sepeda motor dari trotoar selebar sekitar 1,5 meter itu. Setelah berhasil keluar dari trotoar, mereka bisa kembali ke jalan raya.

Pejalan kaki mengeluh

KOMPAS.COM/PRAVITA RESTU ADYSTA Pengendara sepeda motor menggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan.
Aksi pengendara sepeda motor yang "menguasai" trotoar itu membuat sejumlah pejalan kaki mengeluh. Mereka merasa tidak nyaman dengan keberadaan motor di atas trotoar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com