Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trotoar Berubah Fungsi

Kompas.com - 01/11/2014, 08:00 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

"Jelas tidak enak. Kami jalan di jalur yang benar. Mereka seenaknya naik," kata Vania (26), pekerja di salah satu bank.

"Itu dia, saya juga bingung. Emang mereka maksudnya sama kayak kita. Sama-sama mau sampai cepat, tetapi salah cara," ujar Taufik (28), seorang karyawan di perusahaan desain.

"Kita sampai minggir-minggir pas jalan. Jadi dekat tembok. Padahal, trotoar ini luas. Malu sama bule yang suka lewat, masa Jakarta jadi contoh kayak gini," ungkap pejalan kaki lain, Abel.

Kondisi ini memang terlihat saat para pejalan kaki harus menepi ke dekat pagar Senayan itu. Mereka terpaksa berjalan di bawah tangga jembatan penyeberangan selter transjakarta.

Sesekali, tanpa sadar, para pejalan kaki ini berjalan dekat dengan sepeda motor. Para pengendara sepeda motor yang cukup mahir pun mampu bermanuver menghindaripejalan kaki.

Ini juga menjadi ketakutan tersendiri bagi pejalan kaki. "Wajar bila mereka suka (bisa) ngeles belokan. Mereka kan sering di jalan. Kalau kita yang jalan kaki ambil lurus aja," kata Abel.

"Coba mereka jadi kita. Pasti takut kena tabrak. Sejago apa pun mereka gaya di motor, ya siapa tahu tiba-tiba kena (pejalan kaki). Kalau gitu, memangnya mereka (pengendara) motor mau tanggung jawab?" tambah Dara, teman Abel.

Harapan bagi pemerintah baru

Dengan perasaan resah setiap hari saat menggunakan trotoar, mereka pun mengutarakan segudang harapan untuk pemerintahan baru. Mereka ingin semua fasilitas dikembalikan sesuai dengan fungsinya.

"Jokowi kan baru dilantik. Menterinya juga sudah ada. Tidak ada salahnya memperhatikan hal kecil seperti trotoar ini. Itu juga buat buktikan bahwa pemerintahan mereka lebih maju," kata Dara.

"Kalau saya mau bilang untuk Jakarta aja. (Semoga) pemerintahan nanti yang dipegang Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) bisa perbaiki ini semua," ucap Hasyif (24).

"Intinya, semua yang terbaik buat Jakarta kita dukung. Perubahan, terus tambahan buat transportasi masyarakat, juga secepatnya deh. Biar (fasilitas) semacam trotoar bisa kepakai benar-benar," tutur teman Hasyif, Elsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com