JAKARTA, KOMPAS.com - Teka teki dari peristiwa pria bertelur oleh Sinin alias Kong Naim (62) dipastikan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Bambang Suheri akan segera terungkap. Khususnya untuk mengetahui isi dari telur Kong Naim yang sebelumnya sempat dihalang-halangi warga agar jangan dipecahkan.
"Kita secepatnya periksa telur itu, nanti siang saya koordinasi dengan pihak (RSUD) Koja," kata Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (8/11/2014) pagi.
Sebelum pemeriksaan telur dilakukan, Bambang akan meminta masukan dan rekomendasi dari dokter-dokter spesialis yang menangani Kong Naim. Apabila memang setelah diperiksa, Kong Naim dinyatakan clear atau tidak ada penjelasan medis terkait telur, maka Bambang akan menyerahkan persoalan ini kepada Lurah, Camat, dan tokoh masyarakat di tempat tinggal Kong Naim.
"Kalau itu katakanlah benar telur ayam, ya tinggal kita lihat Kong Naim pemulihan kondisi fisiknya, baru kita kembalikan ke rumahnya," tambah Bambang.
Namun Bambang sendiri sempat merasa curiga bahwa ada beberapa warga yang terlihat menghalangi dia untuk memegang dan memeriksa telur Kong Naim. Warga tersebut, salah satunya, ada yang berujar kalau mereka sempat mimpi soal telur itu yang tidak boleh dipecahkan.
Padahal, di tempat Kong Naim itu, ada banyak telur. Bambang yang ingin memecahkan satu telur pun tidak diperbolehkan. Di satu sisi warga melarang, sedangkan sang pemilik telur, Kong Naim, tidak berbicara banyak.
"Makanya saya curiga ini akal-akalan bukan sih? Kok enggak boleh dipecahin," kata Bambang.
Kong Naim baru tinggal di RT 03 RW 12 Jalan Tanjung Wangi, Jakarta Utara, yakni tempat tinggalnya saat ini, sekitar 10 bulan, sejak Januari 2014. Dia bekerja sebagai operator salah satu percetakan di Jakarta.
Saat akan mengeluarkan telur, menurut Kong Naim, dirinya langsung mengalami gejala yang tidak biasa. Dia pun kerap meminta tolong tetangganya untuk minta dipijat. Perutnya pun diakui dia terasa sakit. Hal tersebut dituturkan Kong Naim sudah terjadi sejak 1998.
Pria asal Grobogan, Semarang, Jawa Tengah itu, mengaku bertelur setiap tiga bulan sekali. Dia pun sudah pernah menempuh langkah medis ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) satu minggu setelah gejala itu muncul. Namun, pihak RSCM "angkat tangan".
"Ya di sana saya dirawat tiga minggu di Cipto. Keluarin telur akhirnya mereka percaya 100 persen. (Dokternya) bilang saya enggak bisa berobat di sini, dia angkat tangan," kata Kong Naim, Kamis (6/11/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.