"Ibu (Mega) tuh enggak pernah ngomong, saya sudah tepis waktu koran ngomong hanya satu nama, Pak Boy. Saya datangi Bu Mega kan. Saya bilang, ya memang orangnya Ibu (Mega), haknya Ibu (Mega), tapi yang milih kan saya. Masak yang mau nikah saya, kok Ibu yang pilih?" kata Basuki di Jakarta, Minggu (30/11/2014).
Kendati demikian, Basuki mengaku tetap meminta pertimbangan Megawati terkait calon wakil gubernur yang akan mendampinginya nanti. Apalagi, saat bersama Joko Widodo maju dalam Pemilu Gubernur DKI pada 2012, dia diusung pula oleh PDI-P.
Menurut Basuki, sampai Minggu siang dia belum menerima usulan nama calon wakil gubernur DKI dari PDI-P. Namun, dia tak menampik ada tiga nama yang dipertimbangkannya menjadi pendamping untuk memimpin DKI.
Tiga nama itu, sebut Basuki, adalah Boy Sadikin, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani, dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat.
Kebetulan, kata Basuki, Djarot dan Boy merupakan kader PDI-Perjuangan. Dengan demikian, Ahok merasa harus mendapatkan restu Megawati terkait dua nama kader PDI-P yang dipertimbangkannya sebagai kandidat wagub tersebut. "Kalau pilih Boy dan Djarot harus minta izin PDI-P," ujar Basuki.
Menurut Basuki, PDI-P sudah lama punya kultur budaya tersendiri. Dia memberikan contoh langkah Jokowi—yang dia gantikan sebagai Gubernur DKI setelah terpilih menjadi Presiden—juga belum mau mengumumkan pencalonan maupun pendampingya pada Pemilu Presiden sebelum ada perintah partai.
Meski demikian, Basuki mengaku lebih memilih Djarot bila disodori pilihan antara Boy dan Djarot. (Baca: Ahok Saya Lebih Pilih Djarot daripada Boy Sadikin). Dia beralasan lebih kenal Djarot—yang dia kenal sejak 2006—daripada Boy.
Basuki juga menilai Djarot lebih patut dipertimbangkan karena pengalamannya selama 10 tahun menjadi Wali Kota Blitar di Jawa Timur. "(Juga) pernah dapat penghargaan," ujar dia.
Bahkan, Basuki pun mengatakan lebih memilih Djarot dibandingkan Sarwo Handayani, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan yang beberapa kali oleh Basuki disebut sebagai kandidat ideal untuk menjadi wakil gubernur. Dia beralasan, Sarwo bisa tetap berkarya di TGUPP kalaupun tak menjadi Wakil Gubernur DKI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.