Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Pilih Djarot daripada Boy Sadikin, Ini yang Akan Dilakukan PDI-P

Kompas.com - 01/12/2014, 20:17 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, PDI-P akan melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, terkait pernyataan Ahok yang menempatkan mantan Wali Kota Blitar, Djarot Saiful Hidayat, sebagai pilihan pertama calon pendampingnya. Adapun PDI-P memprioritaskan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin sebagai wakil Ahok.

"Kami akan upayakan terlebih dahulu untuk mengetahui kenapa Ahok menolak Boy sebagai calon wakilnya," ujar Basarah, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/12/2014).

Basarah mengatakan, Ahok harus menjelaskan secara obyektif mengenai alasan tidak memilih Boy sebagai wakilnya. Jika Ahok bisa memberi penjelasan yang dapat diterima PDI-P, maka PDI-P akan mempertimbangkan keinginan Ahok.

"Jika alasan bisa diterima, tentu kami akomodasi keinginan Ahok itu," kata dia.

Pilihan Ahok

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama telah mengajukan dua nama sebagai calon pendampingnya ke PDI Perjuangan. Ahok mengaku telah menempatkan mantan Wali Kota Blitar, Djarot Saiful Hidayat, sebagai pilihan pertama, sedangkan mantan Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Sarwo Handayani, sebagai pilihan kedua. 

Menurut Ahok, ia akan langsung memilih Djarot bila PDI-P berkenan untuk memberikan persetujuan. Namun, bila ternyata PDI-P memilih kadernya yang lain, dalam hal ini Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin, Ahok akan lebih memilih Sarwo Handayani.

"Sekarang tergantung PDI Perjuangan mau mencalonkan siapa. Saya sudah punya calon sendiri. Kalau PDI-P mencalonkan Pak Boy, saya lebih pilih Bu Yani yang lebih berpengalaman. Akan tetapi, kalau Pak Djarot yang diizinkan oleh PDI Perjuangan, saya akan pilih Pak Djarot," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/12/2014). 

Ahok berujar bahwa dalam memilih wakil, ia menggunakan teori mantan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln. Teori tersebut berbunyi "kalau kamu mau menguji karakter sejati seseorang, beri dia kekuasaan". 

Menurut Ahok, konteks kekuasaan dalam teori tersebut adalah jabatan di lingkungan eksekutif. Berdasarkan kriteria tersebut, Djarot merupakan orang yang paling memenuhi kriteria karena pernah selama 10 tahun menjabat sebagai Wali Kota Blitar. 

"Kalau orang tidak pernah berkuasa, kita tidak tahu karakternya. Nah, Pak Djarot ini pernah sepuluh tahun jadi Wali Kota Blitar. Dia juga pernah mendapatkan penghargaan wali kota terbaik versi majalah Tempo. Dia juga yang pertama mencanangkan bedah rumah," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com